Selasa, 16 September 2014

Sarapan Telor Bebek Mentah



Pagi-pagi, disempetin ngangetin sayuran dan lauk sisa semalem. Demi penghematan, dan juga kesehatan, aku lebih suka membawa bekal makan dari rumah. Porsi makanku tak banyak. Cukup pake tempat bekal kecil sudah muat untuk nasi, oseng daun pepaya-teri, oseng kikil dan telor asin. Terbayang nikmatnya.
Turun kereta di stasiun Juanda, aku sengaja berjalan kaki menuju kantor karena waktu masih cukup. Hitung-hitung sambil olah raga.
Sampai kantor, perut rasanya lapar betul. Cuci tangan, bikin teh madu, rutinitas ku setiap pagi. Lalu buka bekal sarapan.
Aku makan dengan lahab sampai separuh nasi. Lalu kubukalah telor asin special itu menggunakan sendok. Tok tok pyar….. alamak, telor asin itu ternyata telor bebek mentah. Putih telor tumpah ke nasi. Hiks, nasi yang porsinya udah mini jadi ga bisa dimakan. Lanjut aja makan sayur papaya pahit dan kikilnya sambil mikir, ini telor mau diapain ya enaknya? 

Ada yang mau kasih usul? ^_^

Jumat, 12 September 2014

Rindu Itu



Di buaian rindu yang mengalun sendu
Aku bertapa dan membersihkan diriku
Rapuh
Bak kayu lapuk berumur ratusan tahun
Aku perlu berlindung, dari angin ataupun tangan-tangan jahil yang linglung
nun jauh di perantauan
Hanya bisa melihat mereka
Dalam mimpi atau dunia maya
aku sungguh rindu
Tapi rinduku pada Nya lebih menguat
Aku di belantara senyap
Berderit-derit ngilu suara hampa dibawah sadarku
Angin seperantauan mengusap lembut pipiku
Mengalirkan energi rindu
Tunggulah, aku
Aku pasti kembali
Nanti, jika aku telah kokoh berdiri
Jika hati tak lagi terbebani
Jika rahasia tak lagi menjadi jeruji
Aku akan kembali
Tak lama lagi
***
Jakarta, 21 April 2014