Sabtu, 21 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 9: Be Creative! (day 3)


Hari ini badan terasa masih lelah setelah perjalanan jauh. Ditambah dek Hanum nempel terus jadinya males mau ngapa-ngapain.
Kak Hasna dan mas Fatih juga sedang kurang sehat, batuk pilek dan beberapa kali mimisan. Tambahan pekerjaan untuk mamah buat membuatkan minuman sehat. Cepet sehat ya anak-anak. Rangkaian acara seru telah menanti.
Di sisi lain, biasanya di rumah saya tak perlu repot menyiapkan mpasi dek Hanum. Aneka bubur organik banyak dijual di sekitar rumah. Namun di sekitar rumah mbah Kung ini belum ada. Mamah sudah menyiapkan beras organik buat bikin buburnya. Namun entah karena lelah atau apa, dek Hanum kurang berselera tapi nampak ia lapar. Rupanya ia minta makan makanan yang sama dengan para orang dewasa. Iseng saya bikinkan telur ayam kampung goreng acak hasil ternak mbah Kung. Lalu ditambah nasih yang dilumat, hasilnya dia makan cukup lahap. Bagaimana dengan mentimun? Rupanya dia sudah mulai sedikit bosan. Mamah putar otak. Kebetulan sedang masak sayur bayam ditambah potongan jagung. Saya ambil sedikit bayam dan campur dengan buburnya. Kemudian dek Hanum saya kasih potongan jagung yang segera dikenyot-kenyotnya. Bubur pun hampir habis disantapnya. 
Kakak dan Zalfa menciptakan permainan sendiri dari botol-botol air mineral yang disiapin mbah Kung.
Zalfa juga semakin menikmati cara-cara melipat kain. Kali ini ia bermain melipat balmut. Biasanya dia suka malas melipat selimutnya dengan rapi, sekarang jadi isa rapi lipatan selimutnya bahkan bisa dibuat bantal.


Sorenya mbak Firda bergabung dari Malang. Alhamdulillah, ada yang bisa bantu gantian jagain dek Hanum.

#Tantangan10hari
#day3
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Jumat, 20 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 9: Be Creative (day 2)


Bismillah. Start to go. Mudik pertama dek Hanum ala backpacker. Semoga semua sehaaat.
H-1 semua persiapan sudah lengkap. Bawa baby itu memang tak bisa hemat bawaan. Ada saja keperluan baby yang harus dibawa. Apalagi ada syarat agar bisa tetap liburan go green. Maka terpaksa tetap ada tas tentengan untuk keperluan makan dan lain-lain selama di jalan. Makanan sengaja bawa sendiri biar hemat dan ramah lingkungan. Mamah irit pun segera menyingsingkan lengan siapin perbekalan malam-malam. Memanfaatkan sisa sayuran dan bahan yang ada, membuat ayam lada hitam campur sayur yang akan dikemas dalam 2 wadah berisi lengkap nasi dan sayur+lauk. 1 wadah buat makan berdua. Tambah 1 wadah lagi yang lebih besar isi nasi, ati ampela goreng dan sosis buat maksi. Macam keluarga irit, kata anak-anak.(itu judul serial Komik Keluarga Irit). Untuk minum, masing-masing orang bawa tumbler. Rencana dah matang.
Bangun  jam 2 pagi, semua saling membantu. Bahkan baby Hanum tidak rewel bangun seperti biasa. Kakak melanjutkan bikin ayam lada hitam plus goreng-goreng. Mamah yang masukkan wadah. Yang lain mandi bergantian. Jam 3 lewat mobil grab langganan sudah siap mengantar and go, kami pun berangkat menuju stasiun. Masing-masing membawa 1 ransel. Mamah masih bawa baby doang karena ayah ikut mengantar ke stasiun Pasar Senen. 
Sampai stasiun langsung sholat Subuh dan ngeprint tiket. Sengaja memberi kesempatan pada anak-anak buat melakukannya biar nanti kapan-kapan bisa pergi sendiri. Done. Siap masuk kereta. Ayah ribut mencarikan tukang panggul barang buat bawain ransel mamah dan tas tentengan perbekalan yang lumayan berat. Begitulah ayah. Kami tak kan mandiri kalau begini caranya. Ya wislah ndak pa-pa biar ayah senang dan ndak khawatir.
Belum lama duduk di kereta, anak-anak sudah pengen makan, maka dibukalah perbekalan dan segera ludes perbekalan tahap 1. Belum juga jam 9, sudah mulai lapar lagi dan mulai comot-comot sosis. Akhirnya perbekalan tahap 2 menyusul tandas menjelang pukul 12. Waduh, perjalanan baru setengah nih. Akhirnya mau tak mau terpaksa jajan juga di kereta. Tak apalah, pengalaman nanti kalau balik ke Bogor bekalnya musti dibanyakin. Maklum baru kali ini memgalami perjalanan siang hari di kereta, biasanya kereta malam yang tak banyak butuh makanan. 


Melihat kondisi kereta, anak-anak merasa exited. Kereta Anjasmoro ini adalah kereta baru dengan tujuan akhir Jombang. Bersih, tempat duduk pun cukup nyaman, toiletnya bersih. Salut dengan kinerja KAI.
Kata anak2-anak kalau rame-rame enakan naik kereta ekonomi aja, Mamah, hemat dan tempat duduknya nyambung, lebih nyaman. Wokay. Mamah pun pasti senang, koceknya aman.
Pas hendak sampai, saya merasa surprise anak-anak berinisiatif membawakan ransel mamah dan tas jinjing kompakan. Saya pun terharu bisa jalan melenggang hanya menggendong dek Hanum. Mereka bekerja sama dengan baik sampai penumpang di sebelah berkomentar,  Bu "Mandiri banget anak-anaknya ya, Bu". Alhamdulillah. Saya pun tersenyum. 
Di stasiun Jombang cuaca hujan dan kami dijemput oleh mbah kung yang diantar tetangga baik hati. 
Sampai di rumah mbah kung disambut duo kucing imut nan cantik, juga opor ayam spesial yang langsung diserbu pasukan kelaparan he he he. Akhirnya kami pun segera terlelap kelelahan
Ayah dont worry, we're fine.

O iya, melihat antusias anak-anak mengabadikan pemandangan, mamah berinisiatif untuk mengadakan lomba foto sepanjang perjalanan selama mbolang ini. Pemenangnya akan dapat hadiah dari mamah. Makin seru deh liburan.

Satu lagi, pada gambar pertama, nampak sebuah mentimun di atas wadah makan. Itu bukan lalapan lo melainkan salah satu trik mamah agar dek Hanum mau makan. Ceritanya setelah seminggu dek Hanum demam dan nggak mau makan, nafsu makannya belum kembali sepenuhnya. Ia juga masih suka memasukkan segala benda yang dipegangya. Lalunia juga mulai ingin ikut makan segala yang dimakan oleh ayah mamah dan para kakak. Maka dari pada ia ngemut yang nggak jelas, sama mamah diberi mentimun meskipun giginya belum satu pun tumbuh. Dek Hanum happy menikmati mentimun bagian dalamnya dan makannya pun mulai lumayan. Jadi, mentimun tak boleh ketinggalan dalam perjalanan kami ini.😊
#Tantangan10hari
#day2
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Kamis, 19 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang Game Level 9: Be Creative!! (day 1)


Tema kreatifitas ala mamah irit kali ini adalah liburan kreatif.
Anak-anak sudah libur semua tapi ayah tidak bisa libur karena cuti sudah habis saat harus istirahat sakit beberapa waktu lalu. Dan mamah butuh liburan disaat harus pandai berhemat demi persiapan anak-anak masuk jenjang sekolah yang baru. Nggak tanggung-tanggung soalnya. 3 anak sekaligus. Masuk kuliah, SMA dan SMP.
Mamah kudu kreatif nih. Putar otak, hitung sana sini dan akhirnya tercetuslah ide mbolang bersama anak-anak biar semua senang.
Pertama, mamah dan anak-anak bisa liburan dengan budget seminim mungkin. 
Kedua, tetap bisa menyenangkan hati orang tua yang kangen sama dek Hanum terutama mbah Malang yang belum lihat dek Hanum sama sekali dan nggak kuat kalau harus pergi ke Bogor.
Ketiga, mengajarkan pada anak-anak untuk bertindak kreatif sekaligus mandiri.
Begitu tiket sudah di tangan, mulailah saya memberikan garis besar kegiatan mbolang kali ini. Awalnya anak-anak merasa tidak yakin liburan ini bakal menyenagkan karena tanpa ayah dan tidak bawa mobil sendiri seperti biasa. Naik kereta ekonomi pula. Tapi saya berusaha meyakinkan anak-anak bahwa everything will be fine dengan susunan kegiatan kesenangan anak-anak. Yang penting niatkan untuk kebaikan. Alhamdulillah anak-anak mau menerima.


Berhubung selama mbolang akan menggunakan transportasi umum, maka setiap anak wajib membawa kebutuhan masing-masing. Saya hanya akan membawa kebutuhan sendiri plus baby. Maka keluarlah ide kreatif eonie Zalfa. Dia menata pakaiannya ala backpacker memanfaatkan kaos kaki bekas. Kak Hasna dan mas Fatih pun diajarin buat menata ala dia. Senang sekali melihat mereka kompak. Semoga kekompakan erus bertahan selama liburan biar makin menyenangkan dan berkesan.

#Tantangan10hari
#day1
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Rabu, 18 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 8: Kecerdasan Finansial

Rekeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari.
Kemuliaan Anak Meningkat
dengan cara :
a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan
memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.
b. Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sendiri.
c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala
prioritas.
d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan "gaya hidup" sesuai
dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.
f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self
employee, business owner atau investor.

Bagaimana Cara Menstimulasi Kecerdasan Finansial
pada Anak?
Photo by Acharaporn Kamornboonyarush from Pexels
1. Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rezeki itu datang
dari Sang Maha Pemberi Rezeki, sangat luas dan banyak, uang/gaji orang
tua itu hanya sebagian kecil dari rejeki.
Sehingga jangan batasi mimpi anak, dengan kadar rezeki orang tuanya
saat ini.
Karena sejatinya Anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milikNya
Sehingga jika anak akan minta sesuatu yang diperlukan anak, atau
memimpikan sesuatu, ajak ia untuk meminta hanya pada Dia Yang Maha
Kaya, bukan ke manusia, meski itu orangtuanya.
2. Ajak anak berdialog tentang arti KEBUTUHAN dan KEINGINAN
Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda
Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.
Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya
berdasarkan dua hal tersebut di atas.
3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak
untuk membuat "mini budget", sebagai bentuk latihan merencanakan
berdasarkan skala prioritas.
Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 minggu atau 1 bulan bergantung
pada kemampuan dan usia anak.
Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi
apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima
konsekuensi apapun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya
4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang
diyakini oleh keluarga kita.
Contoh: Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah
keluar, anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati
keluarga misal kita ambil contoh sebagai berikut:
Hak Tuhan: 2,5 - 10% pendapatan
Hak orang lain: max 30% pendapatan
Hak masa depan: min 20% pendapatan
Hak diri sendiri: 40-60% pendapatan
5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia
menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.
Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih
baik.
Prinsipnya adalah : Latih - percayakan - jalani - supervisi - latih lagi.
***
Di level ini, sejujurnya saya berada di titik antara bingung, jenuh, dan repot membagi waktu. 
Bingung mau mulai darimana. Pertama karena ini game yang sudah pernah dipelajari dan sudah dipraktekkan ke anak-anak alias sekarang sesi ulangan. Yang kedua karena anak-anak sudah besar-besar dan beberapa tidak berada di rumah. Tapi its okay karena masih ada kekurangan disana sini, mungkin saya bisa memfokuskan pada kekurangan pembelajaran kecerdasan finansial pada anak-anak selama ini.
Selama ini saya selalu mengajarkan kepada anak2 bahwa setiap rejeki yang diberikan oleh Allah kepada kita ada hak orang lain disana. Maka hak tersebut harus ditunaikan. 
Anak-anak juga sudah terbiasa menabung. Bentuk tabungannya ada yang di bank, ada yang di celengan, ada juga yang dititip ke ayah atau mama. Tabungan di bank, tidak boleh diambil kecuali kebutuhan darurat. tabungan celengan dan yang dititip silahkan dikelola sendiri.
Mbak Firda, sudah kuliah. Sudah terbiasa mengelola keuangan sendiri sejak di pesantren. Bahkan sudah bisa menghasilkan uang dari berjualan. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dia sendiri.

Kakak Hasna, kelas 3 SMK. Paling hobby belanja online. Saya berikan rambu-rambu dalam berbelanja, bahwa dia harus bisa membedakan kebutihan dan keinginan plus saya tidak mau memberinya uang tambahan. Jadi hobi belanjanya harus dipenuhi dengan uangnya sendiri. 
Uang sakunya saya berikan setiap seminggu sekali. Saya juga menyampaikan, dengan keterbatasan keuangan keluarga dan banyaknya individu yang harus di akomodir, maka yang lebih diutamakan untuk dipenuhi adalah kebutuhan. Jika ingin memiliki keinginan silahkan tapi selektif dan dengan uang sendiri. Kadang anak perlu membuktikan sendiri. begitupun kakak. Ia belanja banyak barang yang berkaitan dengan idolanya. Eh pada akhirnya ia paham omongan saya tentang kebutuhan dan keinginan. Maka ia jual kembali semua barang-barangnya itu dan ia pun mengjasilkan banyak uang dari sana.

Mas Fatih, kelas 3 SMP, di pesantren. 
Paling pandai berhemat. Suka menolak jika diberikan uang tambahan. Uang sakunya sering utuh. Ia memenuhi kebutuhan jajannya dengan membantu teman-temannya belanja atau mencuci sepatu. Bahkan sering kali ia membelikan sesuatu buat kami di rumah saat perpulangan bulanan. Karena terharu, saya sering memberinya kompensasi dengan menambah uang tabungannya di bank.

Zalfa, kelas 6
Paling boros diantara saudaranya. Begitupun tabungannya di bank tetap paling besar, no 2 setelah mas Fatih. hobinya membeli mainan terutama squisy. Ia sisihkan sebagian uang sakunya untuk sedekah, baru jajan dan sisanya ditabung. Dulu ia suka menitipkan uang tabungannya di ayah, dan cepat banget habis lagi buat beli mainan. Sekarang ia belajar mengelola sendiri.

Review kali ini, mbak Firda sudah mulai mencatat pengelolaan keuangannya. Maklum tinggal di kost an.
PR saya adalah mengajarkan pada anak-anak yang lain untuk mencatat pengelolaan keuangan mereka.

iP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang q(Aliran Rasa)

Menemukan bintang dalam diri anak-anak ternyata tak semudah bayangan. Bahkan saya pernah salah dalam mengamati kakak Hasna dalam periode yang menentukan. Alhasil ia terpaksa menjalani 3 tahun sekolah yang bukan passionnya. 
Sebentar lagi kakak akan lulus SMK. Ia inhin masuk ke Jurusan Sastra Indonesia. Semoga pilihannya kali ini benar-benar bisa melejitkan bintangnya.

Sementara itu, pada Zalfa dimana saya merasa belum menemukan kelebihannya, justru saat menjalani tantangan ini saya menemukan banyak kelebihan pada dirinya. Mungkin selama ini saya tetlalu fokus pada kekurangannya. Pada saat tantangan, saya sengaja mengesampingkan segala kekurangannya dan hanya fokus pada kelebihannya. Masya Allah saya jadi merasa bersalah padanya. Bukan bintangmu yang belum terlihat, ternyata mama yang tak pandai menggosok bintangmu agar lebih bersinar. Maafkan mama ya sayang

Mas Fatih masih konsisten di jalurnya dalam menghafal Al Qur'an yang insya Allah tinggal sedikit lagi tuntas.

Dek Hanum masih luas terbentah masa eksplorasinya. Dengan pendampingan penuh di rumah, semoga ia dapat menjadi bintang cemerlang sedini mungkin.