Sabtu, 21 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 9: Be Creative! (day 3)


Hari ini badan terasa masih lelah setelah perjalanan jauh. Ditambah dek Hanum nempel terus jadinya males mau ngapa-ngapain.
Kak Hasna dan mas Fatih juga sedang kurang sehat, batuk pilek dan beberapa kali mimisan. Tambahan pekerjaan untuk mamah buat membuatkan minuman sehat. Cepet sehat ya anak-anak. Rangkaian acara seru telah menanti.
Di sisi lain, biasanya di rumah saya tak perlu repot menyiapkan mpasi dek Hanum. Aneka bubur organik banyak dijual di sekitar rumah. Namun di sekitar rumah mbah Kung ini belum ada. Mamah sudah menyiapkan beras organik buat bikin buburnya. Namun entah karena lelah atau apa, dek Hanum kurang berselera tapi nampak ia lapar. Rupanya ia minta makan makanan yang sama dengan para orang dewasa. Iseng saya bikinkan telur ayam kampung goreng acak hasil ternak mbah Kung. Lalu ditambah nasih yang dilumat, hasilnya dia makan cukup lahap. Bagaimana dengan mentimun? Rupanya dia sudah mulai sedikit bosan. Mamah putar otak. Kebetulan sedang masak sayur bayam ditambah potongan jagung. Saya ambil sedikit bayam dan campur dengan buburnya. Kemudian dek Hanum saya kasih potongan jagung yang segera dikenyot-kenyotnya. Bubur pun hampir habis disantapnya. 
Kakak dan Zalfa menciptakan permainan sendiri dari botol-botol air mineral yang disiapin mbah Kung.
Zalfa juga semakin menikmati cara-cara melipat kain. Kali ini ia bermain melipat balmut. Biasanya dia suka malas melipat selimutnya dengan rapi, sekarang jadi isa rapi lipatan selimutnya bahkan bisa dibuat bantal.


Sorenya mbak Firda bergabung dari Malang. Alhamdulillah, ada yang bisa bantu gantian jagain dek Hanum.

#Tantangan10hari
#day3
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Jumat, 20 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 9: Be Creative (day 2)


Bismillah. Start to go. Mudik pertama dek Hanum ala backpacker. Semoga semua sehaaat.
H-1 semua persiapan sudah lengkap. Bawa baby itu memang tak bisa hemat bawaan. Ada saja keperluan baby yang harus dibawa. Apalagi ada syarat agar bisa tetap liburan go green. Maka terpaksa tetap ada tas tentengan untuk keperluan makan dan lain-lain selama di jalan. Makanan sengaja bawa sendiri biar hemat dan ramah lingkungan. Mamah irit pun segera menyingsingkan lengan siapin perbekalan malam-malam. Memanfaatkan sisa sayuran dan bahan yang ada, membuat ayam lada hitam campur sayur yang akan dikemas dalam 2 wadah berisi lengkap nasi dan sayur+lauk. 1 wadah buat makan berdua. Tambah 1 wadah lagi yang lebih besar isi nasi, ati ampela goreng dan sosis buat maksi. Macam keluarga irit, kata anak-anak.(itu judul serial Komik Keluarga Irit). Untuk minum, masing-masing orang bawa tumbler. Rencana dah matang.
Bangun  jam 2 pagi, semua saling membantu. Bahkan baby Hanum tidak rewel bangun seperti biasa. Kakak melanjutkan bikin ayam lada hitam plus goreng-goreng. Mamah yang masukkan wadah. Yang lain mandi bergantian. Jam 3 lewat mobil grab langganan sudah siap mengantar and go, kami pun berangkat menuju stasiun. Masing-masing membawa 1 ransel. Mamah masih bawa baby doang karena ayah ikut mengantar ke stasiun Pasar Senen. 
Sampai stasiun langsung sholat Subuh dan ngeprint tiket. Sengaja memberi kesempatan pada anak-anak buat melakukannya biar nanti kapan-kapan bisa pergi sendiri. Done. Siap masuk kereta. Ayah ribut mencarikan tukang panggul barang buat bawain ransel mamah dan tas tentengan perbekalan yang lumayan berat. Begitulah ayah. Kami tak kan mandiri kalau begini caranya. Ya wislah ndak pa-pa biar ayah senang dan ndak khawatir.
Belum lama duduk di kereta, anak-anak sudah pengen makan, maka dibukalah perbekalan dan segera ludes perbekalan tahap 1. Belum juga jam 9, sudah mulai lapar lagi dan mulai comot-comot sosis. Akhirnya perbekalan tahap 2 menyusul tandas menjelang pukul 12. Waduh, perjalanan baru setengah nih. Akhirnya mau tak mau terpaksa jajan juga di kereta. Tak apalah, pengalaman nanti kalau balik ke Bogor bekalnya musti dibanyakin. Maklum baru kali ini memgalami perjalanan siang hari di kereta, biasanya kereta malam yang tak banyak butuh makanan. 


Melihat kondisi kereta, anak-anak merasa exited. Kereta Anjasmoro ini adalah kereta baru dengan tujuan akhir Jombang. Bersih, tempat duduk pun cukup nyaman, toiletnya bersih. Salut dengan kinerja KAI.
Kata anak2-anak kalau rame-rame enakan naik kereta ekonomi aja, Mamah, hemat dan tempat duduknya nyambung, lebih nyaman. Wokay. Mamah pun pasti senang, koceknya aman.
Pas hendak sampai, saya merasa surprise anak-anak berinisiatif membawakan ransel mamah dan tas jinjing kompakan. Saya pun terharu bisa jalan melenggang hanya menggendong dek Hanum. Mereka bekerja sama dengan baik sampai penumpang di sebelah berkomentar,  Bu "Mandiri banget anak-anaknya ya, Bu". Alhamdulillah. Saya pun tersenyum. 
Di stasiun Jombang cuaca hujan dan kami dijemput oleh mbah kung yang diantar tetangga baik hati. 
Sampai di rumah mbah kung disambut duo kucing imut nan cantik, juga opor ayam spesial yang langsung diserbu pasukan kelaparan he he he. Akhirnya kami pun segera terlelap kelelahan
Ayah dont worry, we're fine.

O iya, melihat antusias anak-anak mengabadikan pemandangan, mamah berinisiatif untuk mengadakan lomba foto sepanjang perjalanan selama mbolang ini. Pemenangnya akan dapat hadiah dari mamah. Makin seru deh liburan.

Satu lagi, pada gambar pertama, nampak sebuah mentimun di atas wadah makan. Itu bukan lalapan lo melainkan salah satu trik mamah agar dek Hanum mau makan. Ceritanya setelah seminggu dek Hanum demam dan nggak mau makan, nafsu makannya belum kembali sepenuhnya. Ia juga masih suka memasukkan segala benda yang dipegangya. Lalunia juga mulai ingin ikut makan segala yang dimakan oleh ayah mamah dan para kakak. Maka dari pada ia ngemut yang nggak jelas, sama mamah diberi mentimun meskipun giginya belum satu pun tumbuh. Dek Hanum happy menikmati mentimun bagian dalamnya dan makannya pun mulai lumayan. Jadi, mentimun tak boleh ketinggalan dalam perjalanan kami ini.😊
#Tantangan10hari
#day2
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Kamis, 19 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang Game Level 9: Be Creative!! (day 1)


Tema kreatifitas ala mamah irit kali ini adalah liburan kreatif.
Anak-anak sudah libur semua tapi ayah tidak bisa libur karena cuti sudah habis saat harus istirahat sakit beberapa waktu lalu. Dan mamah butuh liburan disaat harus pandai berhemat demi persiapan anak-anak masuk jenjang sekolah yang baru. Nggak tanggung-tanggung soalnya. 3 anak sekaligus. Masuk kuliah, SMA dan SMP.
Mamah kudu kreatif nih. Putar otak, hitung sana sini dan akhirnya tercetuslah ide mbolang bersama anak-anak biar semua senang.
Pertama, mamah dan anak-anak bisa liburan dengan budget seminim mungkin. 
Kedua, tetap bisa menyenangkan hati orang tua yang kangen sama dek Hanum terutama mbah Malang yang belum lihat dek Hanum sama sekali dan nggak kuat kalau harus pergi ke Bogor.
Ketiga, mengajarkan pada anak-anak untuk bertindak kreatif sekaligus mandiri.
Begitu tiket sudah di tangan, mulailah saya memberikan garis besar kegiatan mbolang kali ini. Awalnya anak-anak merasa tidak yakin liburan ini bakal menyenagkan karena tanpa ayah dan tidak bawa mobil sendiri seperti biasa. Naik kereta ekonomi pula. Tapi saya berusaha meyakinkan anak-anak bahwa everything will be fine dengan susunan kegiatan kesenangan anak-anak. Yang penting niatkan untuk kebaikan. Alhamdulillah anak-anak mau menerima.


Berhubung selama mbolang akan menggunakan transportasi umum, maka setiap anak wajib membawa kebutuhan masing-masing. Saya hanya akan membawa kebutuhan sendiri plus baby. Maka keluarlah ide kreatif eonie Zalfa. Dia menata pakaiannya ala backpacker memanfaatkan kaos kaki bekas. Kak Hasna dan mas Fatih pun diajarin buat menata ala dia. Senang sekali melihat mereka kompak. Semoga kekompakan erus bertahan selama liburan biar makin menyenangkan dan berkesan.

#Tantangan10hari
#day1
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Rabu, 18 Desember 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 8: Kecerdasan Finansial

Rekeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari.
Kemuliaan Anak Meningkat
dengan cara :
a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan
memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.
b. Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sendiri.
c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala
prioritas.
d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan "gaya hidup" sesuai
dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.
f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self
employee, business owner atau investor.

Bagaimana Cara Menstimulasi Kecerdasan Finansial
pada Anak?
Photo by Acharaporn Kamornboonyarush from Pexels
1. Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rezeki itu datang
dari Sang Maha Pemberi Rezeki, sangat luas dan banyak, uang/gaji orang
tua itu hanya sebagian kecil dari rejeki.
Sehingga jangan batasi mimpi anak, dengan kadar rezeki orang tuanya
saat ini.
Karena sejatinya Anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milikNya
Sehingga jika anak akan minta sesuatu yang diperlukan anak, atau
memimpikan sesuatu, ajak ia untuk meminta hanya pada Dia Yang Maha
Kaya, bukan ke manusia, meski itu orangtuanya.
2. Ajak anak berdialog tentang arti KEBUTUHAN dan KEINGINAN
Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda
Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.
Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya
berdasarkan dua hal tersebut di atas.
3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak
untuk membuat "mini budget", sebagai bentuk latihan merencanakan
berdasarkan skala prioritas.
Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 minggu atau 1 bulan bergantung
pada kemampuan dan usia anak.
Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi
apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima
konsekuensi apapun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya
4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang
diyakini oleh keluarga kita.
Contoh: Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah
keluar, anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati
keluarga misal kita ambil contoh sebagai berikut:
Hak Tuhan: 2,5 - 10% pendapatan
Hak orang lain: max 30% pendapatan
Hak masa depan: min 20% pendapatan
Hak diri sendiri: 40-60% pendapatan
5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia
menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.
Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih
baik.
Prinsipnya adalah : Latih - percayakan - jalani - supervisi - latih lagi.
***
Di level ini, sejujurnya saya berada di titik antara bingung, jenuh, dan repot membagi waktu. 
Bingung mau mulai darimana. Pertama karena ini game yang sudah pernah dipelajari dan sudah dipraktekkan ke anak-anak alias sekarang sesi ulangan. Yang kedua karena anak-anak sudah besar-besar dan beberapa tidak berada di rumah. Tapi its okay karena masih ada kekurangan disana sini, mungkin saya bisa memfokuskan pada kekurangan pembelajaran kecerdasan finansial pada anak-anak selama ini.
Selama ini saya selalu mengajarkan kepada anak2 bahwa setiap rejeki yang diberikan oleh Allah kepada kita ada hak orang lain disana. Maka hak tersebut harus ditunaikan. 
Anak-anak juga sudah terbiasa menabung. Bentuk tabungannya ada yang di bank, ada yang di celengan, ada juga yang dititip ke ayah atau mama. Tabungan di bank, tidak boleh diambil kecuali kebutuhan darurat. tabungan celengan dan yang dititip silahkan dikelola sendiri.
Mbak Firda, sudah kuliah. Sudah terbiasa mengelola keuangan sendiri sejak di pesantren. Bahkan sudah bisa menghasilkan uang dari berjualan. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dia sendiri.

Kakak Hasna, kelas 3 SMK. Paling hobby belanja online. Saya berikan rambu-rambu dalam berbelanja, bahwa dia harus bisa membedakan kebutihan dan keinginan plus saya tidak mau memberinya uang tambahan. Jadi hobi belanjanya harus dipenuhi dengan uangnya sendiri. 
Uang sakunya saya berikan setiap seminggu sekali. Saya juga menyampaikan, dengan keterbatasan keuangan keluarga dan banyaknya individu yang harus di akomodir, maka yang lebih diutamakan untuk dipenuhi adalah kebutuhan. Jika ingin memiliki keinginan silahkan tapi selektif dan dengan uang sendiri. Kadang anak perlu membuktikan sendiri. begitupun kakak. Ia belanja banyak barang yang berkaitan dengan idolanya. Eh pada akhirnya ia paham omongan saya tentang kebutuhan dan keinginan. Maka ia jual kembali semua barang-barangnya itu dan ia pun mengjasilkan banyak uang dari sana.

Mas Fatih, kelas 3 SMP, di pesantren. 
Paling pandai berhemat. Suka menolak jika diberikan uang tambahan. Uang sakunya sering utuh. Ia memenuhi kebutuhan jajannya dengan membantu teman-temannya belanja atau mencuci sepatu. Bahkan sering kali ia membelikan sesuatu buat kami di rumah saat perpulangan bulanan. Karena terharu, saya sering memberinya kompensasi dengan menambah uang tabungannya di bank.

Zalfa, kelas 6
Paling boros diantara saudaranya. Begitupun tabungannya di bank tetap paling besar, no 2 setelah mas Fatih. hobinya membeli mainan terutama squisy. Ia sisihkan sebagian uang sakunya untuk sedekah, baru jajan dan sisanya ditabung. Dulu ia suka menitipkan uang tabungannya di ayah, dan cepat banget habis lagi buat beli mainan. Sekarang ia belajar mengelola sendiri.

Review kali ini, mbak Firda sudah mulai mencatat pengelolaan keuangannya. Maklum tinggal di kost an.
PR saya adalah mengajarkan pada anak-anak yang lain untuk mencatat pengelolaan keuangan mereka.

iP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang q(Aliran Rasa)

Menemukan bintang dalam diri anak-anak ternyata tak semudah bayangan. Bahkan saya pernah salah dalam mengamati kakak Hasna dalam periode yang menentukan. Alhasil ia terpaksa menjalani 3 tahun sekolah yang bukan passionnya. 
Sebentar lagi kakak akan lulus SMK. Ia inhin masuk ke Jurusan Sastra Indonesia. Semoga pilihannya kali ini benar-benar bisa melejitkan bintangnya.

Sementara itu, pada Zalfa dimana saya merasa belum menemukan kelebihannya, justru saat menjalani tantangan ini saya menemukan banyak kelebihan pada dirinya. Mungkin selama ini saya tetlalu fokus pada kekurangannya. Pada saat tantangan, saya sengaja mengesampingkan segala kekurangannya dan hanya fokus pada kelebihannya. Masya Allah saya jadi merasa bersalah padanya. Bukan bintangmu yang belum terlihat, ternyata mama yang tak pandai menggosok bintangmu agar lebih bersinar. Maafkan mama ya sayang

Mas Fatih masih konsisten di jalurnya dalam menghafal Al Qur'an yang insya Allah tinggal sedikit lagi tuntas.

Dek Hanum masih luas terbentah masa eksplorasinya. Dengan pendampingan penuh di rumah, semoga ia dapat menjadi bintang cemerlang sedini mungkin.

Sabtu, 09 November 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang(Day 10)


Kakak sedang semangat bongkar kamar. Sekalian ganti sprei, ia tata ulang kamarnya menjadi apik. Ngecat sendiri, dorong-dorong sofa sendiri, juga geser-geser tempat tidur dia dan adiknya. Kamar hotel kecil katanya. Setelah selesai, kemudian disapu dan dipel. Ini memang salah satu kelebihan dia, bebenah rumah. Mirip kayak saya, kalau bebenah nggak bisa berhenti hingga tuntas. Beda banget dengan Zalfa yang jauh dari kata rapi, yang bahkan disuruh nyisir rambut aja ogah. Sementara sang kakak rajin sekali merawat kesehatan kulit dari mulai pakai lotion, lulur, sabun khusus, tapi kalau dandan enggak banget.
***
Sejak pagi, Zalfa sudah ribut berkata, "Cie, besok ada yang ultah."
Ya, besok memang kak Hasna akan genap berusia 17 tahun. Masya Allah, nggak terasa. Saya berbisik pada Zalfa, "Mau kasih hadiah apa? Kan kamu ulang tahun, kakak belain beliin kue lo."
"Aku mau beliin coklat," katanya.
Sebenarnyamereka berdua memang saling menyayangi dan saling membutuhkan. Meskipun yang tampak seringnya berantem seru. Tapi kalau lagi kompak, ngobrol asik sambil tertawa-tawa. Begitulah saudara. 
Alhamdulillah. Semoga kasih sayang diantara mereka terus berlanjut sampai kapan pun. 

Jumat, 08 November 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (day 9)

Zalfa anak yang cepat minta maaf. Hari ini dia rewel dan membuat saya sedih, maka ia dengan cepat meminta maaf saat dilihatnya saya menangis. Ia paling tidak suka melihat saya menangis. Begitu pun kalau ia bersalah sama para kakak, ia langsung minta maaf, nggak pakai dipendam.
***
Hanum tetiba berdiri pegangan di kursi. Kaget dong. Langsung saya foto dan kirim ke ayahnya yang lagi dinas di luar kota. Komennya, jangan dipaksa ntar kakinya bentuk o. Hadeh siapa juga yang maksa. Malah anaknya gak mau saat didudukin. Sejak itu, baby Hanum sering belajar berdiri dengan memegang apa saja. Ia terlihat puas jika bisa melihat lebih banyak sekitarnya.
Lha karena ayahnya kuatir, saya kok ikutan gamang. Akhirnya curhatlah saya di group wag dan walhasil, berdasarkan pengalaman teman-teman, tak mengapa anak bisa berdiri dan berjalan lebih cepat dari rata-rata anak lain. Yang penting tak dipaksa dan sudah melalui tahap perkembangan lainnya. Ya udah, Nduk cepet jalan ya, biar kita bisa maindan belajar dengan bebas.

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 8)

Zalfa itu sangat sayang dan perhatian pada saudara. Apalagi pada baby Hanum yang saat ini menjadi pusat kebahagiaan keluarga kami. Dan muncul lagi kelebihan dia, pandai membuat kreasi dan melukis. 
Berdasarkan ide dari instagram, ia mulai menabung membuat beragam alat bermain buat adiknya nanti. Kali ini ia membuat baju robot lengkap dengan tembakan di tangan. Kemudian ia juga membuat alat mengajarkan cara menggosok gigi serta senter ajaib yang bisa melihat benda dalam gelap. Semua mainan itu dikumpulkan untuk nanti digunakan saat baby Hanum sudah mengerti. Barakallah, sayang adik ya, Nak.

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 7)


Hari ini kelebihan Zalfa terlihat lagi, pemaaf dan mau berbesar hati. Meskipun sedang dimarahin sama kakak, ketika rintik hujan mulai turun dan melihat sepatu kakak masih nangkring di atas jemuran, ia dengan besar hati mau mengambilnya agar tidak kehujanan. Barakallah, Nak.
***
Gambar-gambar dalam puzzle eva mats membuat baby Hanum tertarik. Ia ingin mengambil gambar-gambar tersebut namun belum bisa. Berkali-kali mencoba dan gagal membuatnya mencari cara lain. Ia merangkak ke pinggir karpet dan menarik karpet paling pinggir, maka dengan mudah gambar di karpet itu terlepas dan bisa diambilnya untuk dimainkan. Sungguh baby yang pantang menyerah.

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 6)


Pulang dari super camp, seperti biasa, Zalfa langsung bercerita. Kali ini ia mempertanyakan kebijakan gurunya dalam lomba memasak. Katanya masakan regunya tak dicicip sama sekali dan kalah. Yang menang hanya yang dicicip. Saya bilang, mungkin karena waktunya sempit penilaian pertama dari segi penyajiannya dulu. Jadi yang paling menarik langsung dapat poin dan dicicip. Satu lagi kelebihan Zalfa, kritis. sejak kecil, ia sangat kritis terhadap segala sesuatu. Maka kalau berbicara dan berdebat dengannya harus super hati-hati. 
***
Melihat pertumbuhan dan perkembangan baby Hanum detik demi detik setiap harinya sungguh membuatku merasa bersyukur telah memilih untuk resign setelah 20 tahun bekerja di ranah publik. Di usianya yang belum genap 8 bulan ini, telah terlihat ia anak yang pantang menyerah. Ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang keluarga sengaja saya tata ulang demi memberinya ruang gerak yang luas. Ruang tamu digeser ke teras. Meja kursi dipinggirkan tersisa sebuah sofa panjang di dekat jendela. Seluruh lantai saya tutup dengan karpet eva mats. Mainan tinggal di taruh. Bahkan kolam plastik sengaja tidak dikempesin dan beralih fungsi menjadi kursi saat dia makan atau sebagai penghalang agar ia tak merangkak ke kamar mandi atau tangga. Benar-benar anak yang super aktif. Hanum pun bebas bereksplorasi. 
Beberapa kali ia merasa terhalangi oleh kolam plastik, ia tampak berpikir. Tak lama ia mencoba menggeser kolam itu dengan pantatnya, dan terbukalah jalan buat ia merangkak ke area tangga. Saya tertawa melihat aksinya. Bagaimana pun aktifnya dia, saya sudah berjanji untuk memberinya kesempatan belajar dan berpikir seluas-luasnya. Tak akan ada teriakan jangan, tapi penjelasan sebab akibat meskipun saat ini mungkin ia belum mengerti tapi saya yakin suatu saat ia akan paham dan belajar. Saat ia jatuh saya pun tak reflek teriak, hasilnya, beberapa kali ia tergelempang, nyantai aja nggak menangis.
Semua binantang yang ia lihat membuatnya bersemangat, mulai kucing, ayam, kura-kura peliharaan, bahkan semut dan lalat. 
Sebuah tantangan luar biasa bagi saya untuk bisa mengasah bintangnya. Semoga Allah senantiasa memberiku petunjuk dan kekuatan. Aamiin

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 5)


Aku lagi kurang sehat. Alhamdulillah anak-anak sudah bisa diandalkan.
Kakak bantu mencuci jemur pakaian. Sedang Zalfa seksi serabutan. Bantu ini itu. Hari ini Zalfa juga mengikuti super camp di sekolah. Sudah dari beberapa hari yang lalu menyiapkan barang-barang yang akan dibawa termasuk persiapan buat lomba memasak. Kelihatannya dia senang sekali mengikuti super camp kali ini. Dia bangun lebih pagi dan berangkat dengan happy. Anak gadisku satu ini selalu suka dengan akifitas yang melibatkan fisik. 
O iya ada satu lagi. Dalam super camp nanti akan diadakan lomba yel-yel. Maka Zalfa sibuk mencari contoh yel dan membuat yel untuk regunya. Mereka berlatih mempraktekkan yel dengan serius. Kalah menang tak masalah, Nak. Yang penting kalian happy dan menikmati pembelajaran dalam super camp nanti.
***
Sumber gambar: www.bukalapak.com

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 4)


Hari ini mata kakak sakit. Karena belum membaik juga meski sudah istirahat dan dikasih obat tetes, kakak memutuskan ke dokter sendiri. Tumben, pikir saya karena selama ini kakak sangat introvert. Tidak akan merasa nyaman berada di tempat asing apalagi sendirian. Alhamdulillah sudah ada kemajuanlah.
***
Sementara itu, Zalfa tengah mengikuti kegiatan Yaumun Quran di sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan agar anak-anak dapat menyelesaikan target hapalannya. Demikian pula Zalfa dengan semangat mengikutinya karena ingin dapat ikut wisuda tahfidz di sekolah. Zalfa pernah curhat kalau temannya ada yang ikut wisuda sebelumnya padahal masih remedial. Saya bilang tak perlu berkecil hati. menghafal bukan untuk wisuda tapi karena ingin menjaga Al Quran. Buat apa wisuda kalau masih belum menjadikan nilai Al Quran dalam diri. Salah satu sifat Zalfa yang menonjol adalah jujur. Misalnya, meski kami melarang dia jajan es sepulang sekolah, namun kalau dia beli juga pasti ngaku. Gimana nggak ngaku lha sampahnya aja dibawa pulang kok, untuk dipilah di rumah. Soal uang dan lain-lain juga begitu. Terus jaga kejujuranmu ya, Nak. Pepatah mengatakan, orang jujur itu mujur.
***
Sumber gambar: www.cleanpng.com

Rabu, 06 November 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 3)


Kakak Hasna bisa bersikap sangat baik jika hatinya senang. Tak susah membuat hatinya senang. Cukup mengerti dia. 
Hari ini dia nggak masuk karena pilek. Katanya biar gak bertambah parah mau istirahat sehari.
Tapi dia dengan rela masih bantu mencuci dan menjemur pakaian, juga menjemput adik di sekolah karena kebetulan penjemputnya sedang berhalangan. Memang baik hati anak mama satu ini. Jadi ingat dia sering ngeyel nyuruh ayahnya ngasih pengemis di pinggir jalan atau tukang pulung yang suka lewat. Kalau kami ngasih, dia pasti mau nambah pakai uangnya sendiri. 
Kalau Zalfa paling berani dibandingkan para kakak meskipun kadang keluar juga penakutnya. Dia bertugas menyalakan lampu dan mengunci rumah depan yang kosong saat menjelang magrib.  Kalau para kakak pasti sambil lari melaksanakannya. Bahkan Zalfa berani mengambil barang yang diperlukannya di rumah depan.
***
Sumner gambar: www.amazon.com

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (Day 2)


Kakak biasanya suka emosional jika hatinya tak nyaman. Ia suka cemburu terutama pada Fatih, satu-satunya anak lelaki di rumah kami. Mungkin ini berawal dari tiba-tiba memiliki adik sementara ia masih membutuhkan lebih banyak kasih sayang dari kami. Karena itu kami berusaha tak membuat anak cemburu. Ketika Fatih pulang, hal biasa bisa menjadi penyebab kecemburuan karena merasa Fatih jadi anak emas. Sebenarnya tidak ada maksud menganakemaskan. Tapi karena Fatih di pesantren, jarang ketemu ditambah memang dia anak yang paling mengerti orang tuanya, masak iya harus dimarahi tanpa sebab. Tapi tetap jangan memujinya berlebihan dihadapan anak lain.
Bahkan saat saya menasehatimya waktu mau kembali ke pesantren, kakak merasa cemburu. Kok aku dulu nggak digituin?
Saya jelaskan. Fatih sedang merasa tertekan, makanya mama memberinya semangat. Dia mau cerita ke mama, jadi mama tahu kalau dia sedang dalam masalah. Kakak dulu nggak pernah bilang kalau ada masalah, jadi mama nggak tau. Tahunya pas kakak udah sakit aja. 
Kakak pun tersenyum menerima. 
Sekarang mama senang kakak sudah mau cerita.
Berbeda dengan kakaknya, Zalfa anaknya lebih terbuka. Setiap pulang sekolah ia selalu cerita apa saja kegiatannya atau masalahnya di sekolah.
Zalfa juga punya energi yang luar biasa. Jarang banget mau tidur siang. Pulang sekolah langsung bermain di rumah. Pokoknya kalau ada dia, rumah gak bisa sepi, selalu nyanyi atau berceloteh sendiri bermain peran. 
***
Sumber gambar: www.apkpure.com

Jumat, 01 November 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, Game Level 7: Semua Anak Adalah Bintang (day 1)


Semua anak adalah bintang. Sudah lama saya percaya itu. Pada kak Hasna saya pun menerapkannya. Saya memperhatikan, sejak kecil ia suka sekali memasak. Ia suka mengajak kakak dan teman-temannya memasak di rumah. Ada yang bawa tepung, telor, dll. Lalu dimasak bareng, dimakan bareng. Ia lebih suka bikin kue saat itu meskipun hasilnya seringkali bantat. Maka saya berpikir ia cocok masuk SMK tata boga. Itu juga saya tak memaksa, hanya memberi pandangan. Maka masuklah ia ke sana. Alangkah kagetnya saya saat ngobrol bareng kemudian ia bilang ia sebenernya ga suka masak tapi suka makan. Jadi masak-masak itu untuk dimakan aja. Malah sekarang pinginnya masuk sastra saja karena ia lebih suka membaca dan menulis meskipun hasil tulisannya selama ini diumpetin terus. Tapi memang cukup bagus tulisannya saat saya berhasil baca sesekali. Duh, kak. Maafkan mama telah salah melihat bintangmu. kali ini mama akan lebih teliti dan berhati-hati mencari bintangmu.
Apa pun yang sudah terjadi, kakak selalu punya kelebihan rapi dalam bebenah. Seperti saat ini, benahin kamarnya sendiri. Dicat sesuai seleranya, diatur ulang tempat tidurnya dll. semoga bintangmu segera bersinar.
***
Mas Fatih pas perpulangan bulanan dari pesantren. Yang satu ini sangat perhatian sama ortu. Biarpun capek luar biasa habis hiking dan camping, tetep nggak tega buat ga bantuin mama jagain adik dan jemur pakaian. Ia sangat peka dengan segala kesulitan ortu. Satu lagi kelebihan nya adalah cepat menghapal Al Quran. Sejak kelas 1 sd sdh hapal juz 30. Lulus sd sdh menyelesaikan 4 juz. Tertinggi ke 3 di sekolahnya. Maka saya mencoba mencarikan pesantren tahfidz yang tidak terlalu dibebani pelajaran akademik. Alhamdulillah dia bisa masuk halaqoh khusus dan saat ini, dari 8 anak, tinggal dia seorang di angkatannya yang berada di halaqoh khusus itu. Insya Allah sedikit lagi dia sudah menyelesaikan hapalan 30 juznya. Semoga Allah memberikan kemudahan. Aamiin YRA
***
Zalfa, salah satu anak yang paling sulit ditebak. Jujur sampai sekarang saya belum berhasil menemukan bakatnya. Duh parahnya saya ini. 
Apa ya kelebihannya? Pastinya dia anak yang penuh energi dan selalu bersemangat. Sebetulnya ia anak yang menyenangkan. Sayangnya sempat sedikit salah asuhan bersama pengasuhnya dulu. Biarkan mama menemukan bintangmu ya, nak.
***
Sumber gambar: https://baruajatau.wordpress.com/2011/09/23/19/

Jumat, 27 September 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us. Aliran Rasa Game Level 6


Tuh kan bener. Memang pada saat pelaksanaan game level 6 ini, semua sudah membaik, sehat meskipun paksu tetep belum 100 %. Tapi sekarang tantangannya adalah susah pegang hp karena baby sudah mulai diberi mpasi dan ASInya tetep jos dan makin lengket susah pisah dari emaknya. Padahal saya komitmen ga kasih baby bersinggungan dg hp. Paling bisanya pas baby bobok sambil nenen. Itu juga kalau tangan ga sedang sakit atau ga sekalian bablas tidur. Apa pun, tetap bersyukur sudah bisa menyelesaikan game ini.
Berangkat dari kegagalan saya membuat keempat anak saya menyukai matematika, saya menjadi tertantang untuk membuat baby Hanum tak demikian.
Matematika bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah hal yang umum berada di sekktar kita sehari-hari.
Matematika juga bukan melulu soal angka. Banyak hal disekitar kita dan biasa kita lakukan itu ternyata ilmu matematika. Misalnya menimbang, membuat pola, menghitung takaran resep, dll. Dan saya tidak bermasalah dengan semua itu. Jadi sebenarnya matematika itu bukan hantu. Pastinya ada yang salah dengan pola pendidikan selama ini, khususnya tentang matematika. Karena itu tidak boleh terulang pada baby Hanum. Jika memang tak bisa menemukan sekolah yang bisa memaksimalkan dia, maka saya harus bersiap untu home schooling.
Matematika ternyata juga membuat kita lebih siap menghadapi tantangan.  Pembelajaran saya di masa lalu, sedikit banyak membuat saya siap menghadapi berbagai masalah dan mencari solusi terhadapnya, meskipun pada akhirnya saya tetap tak suka angka, tapi pondasi pelajaran matematika di awal sudah cukup kuat.
Dan itu yang hatus saya pastikan terhadap anak-anak khususnya baby Hanum.
Insya Allah, semangat yakin pasti bisa.
***
Sumber gambar:Rumusmatematika.org

Selasa, 24 September 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (10)


Kuku bayi itu ternyata cepat sekali panjangnya ya. Baby hanum harus potong kuku setiap 3 hari sekali. Kalau tidak, kulit saya bisa penuh bekas cakaran-cakarannya.
Sambil memotong kukunya, saya mengenalkan anggota tubuhnya berupa jari tangan dan kaki beserta nama-namanya, jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking. Juga sambil menghitung jumlah kuku yang sudah dipotong.
***

Hari ini, eonnie mendapat tugas untuk membuat maket rumah yang atapnya bisa dibuka agar nanti bisa memasukkan rangkaian lampu. 
Pembuatan maket ini dimulai dengan membuat polanya terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan oleh guru. Disini, eonnie harus memahami terlebih dulu bentuk-bentuk yang digunakan yaitu segitiga dan segi empat. Selain itu juga menerapkan ukuran panjang, lebar dan tinggi. Kalau praktek memang lebih menyenangkan daripada disuruh mengjitung luas bentuk.

#hari10
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (9)


Sudah menjelang jam 8. Saatnya baby Hanum mandi Tapi sebelumnya, saya melakukan pijat bayi terlebih dahulu menggunakan baby oil. Awal mula saya memijat, Hanum merasa kurang nyaman ingin berguling-guling main. Saya mencoba mengalihkan perhatiannya dengan berhitung layaknya kalau sedang senam. Terkadang 1-4 atau pun 1-8. Hanum pun tertawa riang.
***
Siang hari, seperti biasa mulut Hanum suka bergerak-gerak saat melihat orang sedang makan. Lalu saya coba memberinya biskuit bayi. Dan diremaslah biskuit itu sambil dimasukkan ke mukutnya. Tak apa. Namanya juga belajar makan sendiri sambil belajar mengenal bentuk juga. Semangat maan ya baby sholihah.

#hari9
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (8)


Akhirnya baby Hanum genap berusia 6 bulan. Saatnya memberikan makanan pendamping asi untuk pertama kali. 
Supaya ia mau makan apa saja, maka harus dikenalkan dengan makanan yang bervariasi sejak dini. Saya sudah bertekad tak buru-buru memberinya bubur instan. Tapi energi usia lanjut itu memang tak sebanding dengan semangat. Niatnya sih bisa memberikan menu buatan sendiri yang sesuai dengan aturan WHO terdiri dari makanan pokok, kacang-kacangan, sayur dan buah, serta hewani. Tapi kendala badan pegal, sendi bermasalah, tangan kebas dll. 

Alhamdulillah sekarang banyak tersedia bubur bayi organic yang sesuai dengan kebutuhan. Jadilah sekarang saya pelanggan tetap bubur organic.
Kalau dihitung-hitung jatuhnya memang lebih mahal, tapi tak apalah yang penting gizi anak tetap terpenuhi dan tetap bisa menjaga kewarasan saya.
Pembagian porsi, matematika juga kan? Dan tak rumit kalau sudah dipraktekkan.

#hari8
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (7)



Meskipun masih bayi, Hanum juga membutuhkan stimulasi dalam setiap perkembangannya. Salah satunya adalah motorik kasar, misalnya meraih barang, memukul, melempar dsb. Untuk mendukung perkembangan tersebut, saya membelikan mainan salah satunya adalah mainan gantung. 


Mainan ini berfungsi melatih motorik kasar antara lain meraih, belajar mengenal bentuk dan warna. Sejak usia sebulan, mainan ini sudah menjadi favorit Hanum. Awalnya memang belajar meraih. Habis itu ditarikin sampai copot, lama-lama ia bosan, digoyangin tiangnya hingga berbunyi semua. Terakhir digulingkan mainan itu sampai lepas berantakan. Ya Allah Hanum sholihah, lucunya kamu. 


Selain itu Hanum juga menyukai mainan green handphone, alias mainan yang bisa dipencet-pencet dan mengeluarkan suara atau musik sesuai gambarnya. Ada mengenal bentuk, warna dan abjad. Dia asik saat mendengar suara-suara dan lampu yang menyala saat dipencet. 
Tapi matematika itu asik kan, beb. Mamah janji berusaha bikin kamu cinta sama matematika.

#hari7
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (6)

Hari ini ada penimbangan bank sampah. Saya sebagai ketua tak bisa absen. Jadi dengan membawa sampah rumah tangga yang sudah dipilah, saya mendorong stroller baby Hanum ke balai warga yang juga menjadi sekretariat bank sampah Kuntum Mekar. 
Penimbangan kali ini lumayan banyak. Total hasil penimbangan sebanyak 246 kg dengan nilai Rp476.000. Tapi rekor terbanyak setor sampai ke lapak pernah mencapai hampir 500 kg. Dan itu ibu-ibu semua lo yang angkut-angkut. Hebat kan? Disamping sampah terpilah, kami juga menerima  jelantah yang dihargai Rp2.000/liter. Jelantah ini akan diolah menjadi biogas. Semester lalu, kami mendapat penghargaan sebagai pengumpul jelantah yang aktif. Ada bonus minyak goreng juga selain piagam yang diberikan.

Tuh kan, kepakai lagi ilmu matematikanya.

#hari6
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (5)


Siapa sih manusia di dunia ini yang tidak butuh air? Semua makhluk hidup di dunia pasti butuh air untuk hidup. Manusia butuh air untuk minum, mandi, mencuci, dan banyak keperluan lainnya. Saat ini air susdah menjadi barang mahal dimana kita harus beli untuk bisa minum. Banyak cara untuk memperoleh air yang layak minum. Bisa dengan direbus, disaring, atau membeli air galon yang sudah siap minum. Saya pribadi memilih membeli air galon. 
Pernahkan kita menghitung berapa banyak air galon yang kita butuhkan dalam sehari, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun?
Kebutuhan normal manusia akan air kurang lebih 2 liter. Jika setiap orang menghabiskan air sebanyak 2 liter per hari maka keluarga saya dalam sehari menghabiskan air sebanyak 12 liter. Wow, hampir 1 galon (1 galon isi 19 liter). Tapi karena paksu dan anak-anak berada di luar rumah saat siang, anggap saja 1 hari menghabiskan setengah galon. Jadi selama sebulan, air minum keluarga kami menghabiskan kurang lebih 0.5 x 30=15 galon. Lumayan juga ya. Tinggal dikalikan Rp11.000/ galon. 

#hari5
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

Senin, 23 September 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (4)



Mengetahui tumbuh kembang baby Hanum, salah satunya dengan cara mengetahui kenaikan berat badan dan penambahan tingginya. Hanum lahir dengan berat 3,4 kg dan tinggi 49 cm. Saat ini usianya sudah hampir 6 bulan. saatnya ke posyandu untuk penimbangan. Alhamdulillah beratnya 8,5 kg setelah sebelumnya sempat sakit beberapa waktu dan membuat berat badannya turun, kini sudah kembali ke berat badan semula sebelum sakit.
Hanum sangat mengandalkan menyusu ASI  secara langsung karena dia tidak mau menyusu ASI melalui botol atau disendokin. Alhasil saat dia sakit dan saya juga sakit, berat badannya menyusut dengan cepat.
Berapa ons kah 8,5 kg berat badan Hanum sekarang? Nah, matematika lagi kan. Ini adalah matematika umum yang digunakan ibu-ibu setiap hari. Apalagi kalau punya hobi bikin kue, pasti harus pakai takaran berat bahan bakunya. Ternyata matematika itu dekaaat dengan kita.

#hari4
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

Minggu, 22 September 2019

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (3)


Hanum sedang suka main di luar rumah. Kalau saya tak sempat membawanya keluar, dia menjadi reseh. Pagi hari biasanya saya membawanya berjemur sekalian menjemur baju di depan rumah. Sore pun demikian, setelah mandi, dia nagih jalan-jalan. Barangkali dia senang bisa ketemu teman sebayanya atau bertemu dengan banyak orang. Menjelang pukul setengah 6, saya mengajaknya masuk karena waktu sudah menjelang Magrib, saatnya menutup pintu rumah sebagaimana disunnahkan.
Dalam agama, waktu atau masa sangatlah penting bahkan menjadi nama salah satu surat, Al Ashar. Ini juga bisa menjadi pelajaran matematika tentang waktu sekaligus bagaimana mengoptimalkan waktu dengan ibadah.
Dalam sehari ada 24 jam, seminggu 7 hari, sebulan 4 minggu, setahun 12 bulan dst. Berapa banyakkah waktu kita persembahkan untuk Allah?
Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
(Surat Al-Asr 1-3)

#hari3
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (2)


Esok hari eonnie akan mengikuti kegiatan outing class ke gedung DPR di Jakarta. Otomatis ia harus bangun lebih pagi. Saya bilang padanya untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sholat Shubuh, mandi dan makan. Jika ia harus sudah siap di sekolah pukul 6 kurang 15 menit, maka ia harus sudah siap dijemput pukul setengah 6. Saya suruh eonnie menghitung jam berapa ia ingin dibangunkan. Setelah berhitung, ia sepakat dibangunkan pukul 4.30 WIB. Maka eonnie pun bisa tidur nyenyak malam ini setelah semua perbekalan sudah rapi di dalam tasnya. Tinggal bangun lebih pagi esok hari.
Ternyata matematika itu tak melulu rumit.

#hari2
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

IIP Kuliah Bunda Sayang, I Love Math, Math Around Us (1)


Dalam bayangan saya sejak kecil, matematika itu ya angka. Sebenarnya saya sih enggak ada masalah dengan angka. Waktu SD juga nilai matatika selalu hampir sempurna. Tapi SD jaman saya itu jangan dibayangin kayak sekarang ya. Dulu saya ya belajar matematika sederhana saja, penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, akar, pangkat dll. Belum ada rumus matematika yang ruwet. Lalu masuk SMP masih okelah. Dan entah sejak kapan saya mulai pusing dengan angka. Sepertinya sih sejak SMA yang mulai ruwet dengan rumus-rumus kompleks. Atau bisa jadi karena banyak orang bilang, matematika itu momok, pas pelajarannya juga susah, jadilah tertanam dalam diri saya, angka itu bikin pusing. Qodarullah kemudian saya bekerja berkecimpung dengan angka. Ya bisa sih, tapi saya menjadi kurang maksimal pas berkaitan dengan angka.
Sampai sekarang setelah saya resign dari pekerjaan, saya tetap malas berhubungan dengan angka. Kalau disuruh menghitung yang rumit, paling saya jawab, hitung sendiri deh, atau langsung buka kalkulator. 
Lain lagi dengan paksu. Sampai SMA, nilai matematikanya selalu jeblok sampai kakak iparnya yang doaen matematika turun tangan khusus memberi les matematika. Hasilnya, nilai matematikanya mulai meroket. Jadi lumayanlah kalau anak-anak tanya soal matematika, tinggal lempar ke paksu untuk menyelesaikannya.
Sayangnya anak-anak lebih menyerupai emaknya tidak suka matematika. Jadi tantangan saya membuat anak ke 5 yang masih baby agar kelak bisa menyukai matematika.
***
Hari ini kebetulan teman-teman eonnie main ke rumah setelah pemantaban di sekolah. Memasuki jam makan siang, saya mulai memutar otak untuk menyiapkan makan siang buat mereka sementara saya sedang repot tidak bisa memasak dengan maksimal. Akhirnya saya gorengin saja sosis. Saat mereka tanya boleh ambil sosis berapa, saya jawab ambil terserah. Maksud saya ya ambil secukupnya. Kan gak enak kalau dibatasin. Lupalah sama usia mereka yang sedang 'semego'. 4 orang gadis kecil itu pun makan dengan lahap. Tak lama mbak Firda datang mengadu, mama sosisnya tinggal 2. Mamah sih bilang ambil terserah. Saya cuma bisa nyengir, dan sesaat setelah mbak Firda ke belakang lagi, ia kembali mengadu, malah tinggal 1, langsung takcomot daripada gak kebagian. Saya pun ngakak. Menertawakan diri sendiri yang tidak memanfatkan kesempatan mencintai matematika pada eonnie. Seharusnya kan saya bisa bilang, berapa jumlah sosisnya, bagi saja dengan jumlah orang yang ada, itulah yang boleh kamu ambil. 
Namun saya memang belum terbiasa mencintai matematika. Bahwa ternyata matematika ada dimana-mana dalam kehidupan kita.

#hari1
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#MathAroundUs
#kuliahBunSayIIP

Jumat, 30 Agustus 2019

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Aliran Rasa


Masya Allah. Untuk ke 3 kalinya saya rapelan laporan di ujung. Apa pun itu saya sangat bersyukur, Allah masih mampukan saya buat merapel meskipun harus jungkir balik hingga detik-detik terakhir. Total 3 bulan saya bergelut dengan nikmat sakit sekeluarga bergantian. Paksu yang paling lama pemulihannya hingga hampir 1 bulan baru bisa masuk kantor lagi. Tapi bukan berarti kesibukan saya selesai karena beliau masih berpantang banyak makanan hingga 2 bulan. Artinya saya harus menyiapkan bekal makan, camilan dan minuman yang bisa beliau konsumsi, it means time consume banget. Ditambah baby Hanum masih sering rewel minta gendong dan nenen pasca sakit. Nano-nano deh rasanya.
Tapi selalu saya bilang pada diri sendiri, ini kesempatan kedua, dan ada banyak orang mengantri bisa ikut tahap ini. Saya pun tak akan pernah tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Jadi saya kerahkan lagi segenap tenaga tersisa.

Pada game kali ini sebenarnya sudah sebagian besar saya terapkan untuk anak-anak, khususnya yang sudah besar-besar. Hasilnya sudah bisa terlihat. 3 anak remaja saya memiliki kesukaan membaca dengan genre masing-masing. Tulisan-tulisan mereka cukup baghs menurut saya meskipun belum pede.
Memang ada satu masa saat mereka mengenal hp, membaca menjadi sedikit tersingkirkan. Namun kini saya percaya, hasil tak pernah mencederai usaha. Mereka akan balik ke kebiasaan membaca. Hp mereka juga kebanyakan dipakai membaca.
Tapi saya menyadari masih banyak kekurangan saya dalam menstimulasi mereka. Dalam game ini saya berusaha memperbaiki upaya saya khususnya untuk dua anak terakhir, eonnie yang masih sangat butuh arahan dan baby Hanum yang benar-benar dari awal perjalanan stimulasi. Perjalanan sepintas sudah bisa menjadi titik awal untuk stimulasi selanjutnya.

Buat baby Hanum sendiri, stimulasi benar-benar sudah saya terapkan semenjak dia belum tertanam dalam rahim, lalu saat dia bersemayamdalam rahim, saya sering mengajaknya berkomunikasi, membaca Alquran dan membacakan buku. Apalagi setelah lahir ke dunia ini saya semakin bersemangat melakukan stimulasi. Di usianya yang menginjak 5,5 bulan ini, perkembangannya terlihat lebih cepat dan dibanding para kakak. Semoga dengan bekal ilmu yang ada bisa membuat baby Hanum tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan menjadi orang yang bermanfaat bagi ummat.

#AliranRasa
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Selasa, 27 Agustus 2019

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasu Anak Suka Membaca 10


Hari ini saya tidak dapat maksimal menggendong Hanum karena insiden saya terjatuh dari tangga teras saat hendak menjemur dia pagi tadi. Namun saya terus berusaha berkomunikasi dengan baik agar stimulasi terus berjalan. seperti saat mandi sore, saya tetap berusaha memandikannya dengan bantuan kakak menggendongnya agar tidak memberatkan kaki saya yang pincang karena terkilir. 
Hanum juga masih melanjutkan mendengarkan bacaan buku Kecil-Kecil Pemberani. Kali ini kisah tentang Umair bin Abi Waqas, Ruhnya Dijemput Malaikat. Seperti biasa, matanya berbinar melihat gambar pada buku ditambah mulut yang maju sekian senti tanda ia tertarik. Sesekali ia melihat ke arah saya yang bercerita dengan gaya mendongeng.
Sangat disayangkan, meskipun sudah weekend, saya belum bisa kembali melakukan stimulasi pada eonnie akibat insiden pagi ini. Meski demikian, pelajaran berharga di game level 5 ini akan tetap berlanjut ke depannya untuk menstimulasi anak-anak membaca secara lebih optimal.

#hari10
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca


#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 9


Hanum bangun pagi. Sambil mandi, saatnya ngobrol untuk menambah kosa kata.
Buku yang dibacakan hari ini masih Kecil-kecil Pemberani. Kali ini tentang kisahMuadz bin Ammar dan Muawwidz bin Afra Menaklukkan Abu Jahal. Ekspresi Hanum semakin yerlihat tertarik dibanding sebelumnya. 
Selain itu, sambil duduk di kereta dorong, Hanum juga belajar memegang bukunya sendiri yang berjudul Di Ruang Tamuku. Tetap harus dalam pengawasan karena Hanum masih sampai pada tahap memasukkan semua barang yang dipegangnya termasuk buku.

#hari9
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Seuka Membaca 8


Sudah kehabisan buku batita nih. Dulu sih banyak sekali buku-buku batita balita punya para kakak. berhubung kami pikir dah ga bakalan ada baby lagi, hampir semua buku udah ditransfer ke yang lebih membutuhkan. Saya sudah mulai bosan membacakan buku yang itu-itu aja. Padahal kan anaknya belum tentu bosan yak. Tapi sesekali perlu selingan juga kayaknya, maka saya carilah beberapa buku lain yang kira-kira menarik buat bayi. Dari beberapa buku yang saya pilih, kayaknya Hanum suka sama buku satu ini, Kecil-kecil Pemberani. Padahal narasinya panjang. Tapi memang banyak gambarnya dan saya membacakan secara resume aja jadi Hanum gak sempat bosan mendengar narasi panjang.

Ada 8 kisah dalam buku ini. Saya membacakannya satu per satu. Hari ini saya membacakan kisah Rafi bin Khudaif dan Samurah bin Jundub, Sang Pemanah Cilik. Selesai membacakan, saatnya Hanum menyusu dan tidur.

#hari8
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Gamr Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 7


Pagi ini baby Hanum bangun seperti biasanya selepas adzan Subuh. Saya menyapanya dengan salam dan membacakan doa bangun tidur beserta artinya. Begitu setiap hari saya lakukan padanya. Berharap kelak dia sudah terbiasa dengan adab. Setelah bercanda beberapa saat, Hanum tidur lagi dan bangun sekitar pukul 7 lalu mandi. Lepas mandi saatnya mengajak dia berjemur sambil berjalan-jalan menggunakan baby stroller sambil mengenalkan benda-benda di sekitarnya. Ada bunga-bunga, ayam tetangga yang berlarian, kucing-kucing liar, dan para tetangga yang lewat juga. Hanum 'mancal-mancal' kegirangan sampai akhirnya ia tertidur di kehangatan matahari.
Hari-hari sibuk masih terus berlanjut. Pasien tercinta belum bisa dilepas sendiri. Masih harus selalu standby. Minimnya waktu dan kondisi yang belum memungkinkan, tetap belum bisa memaksimalkan menstimulasi eonnie. Hanya baby Hanum yang sempat kepegang.
Habis bobok sore sebentar, Hanum tampak segar. Time to read. Saya membacakannya buku Hickory Dickory Dock, masih sepaket hadiah dari teman. buku simpel. Saya gampang lepas lemnya. Kualitasnya masih bagusan buku The Potty Song. Tapi Hanum mana tahu itu. Tetep aja matanya berbinar saat dibacakan.

#hari7
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Senin, 26 Agustus 2019

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 6


Akhirnya Eonnie boleh pulang dari RS. Karena paksu belum sehat juga, sayalah yang harus mengurus .segala administrasi kepulangan eonnie dengan membawa baby Hanum sementara kakak menjaga ayahnya di rumah. Praktis saya belum.bisa kembali menstimulasi Eonnie. Apalagi teman-teman paksu terus berdatangan menengok paksu yang sudah 2 mingguan lebih belum masuk kantor. 
Sambil berbaring lelah, saya memainkan buku musik berjudul "The Potty Song", buku pemberian teman kantor yang tahu banget saya suka membaca. Hanum senang mendengarkan musiknya dan bacaan yang saya lafalkan membuatnya berbinar. 


#hari6
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Sabtu, 24 Agustus 2019

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 5


Hari ini saya tidak berkunjung ke RS. Mbak Firda bilang dia nggak usah pulang untuk berganti shift dengan saya karena lebih capek. Saya pun terpaksa menahan diri untuk tidak memaksakan diri bisa berkunjung ke RS. Saya pun sebenarnya juga tengah teramat lelah harus mengus baby dan 2 pasien, 1 di rumah, 1 di RS. Kasihan Eonnie. Semoga dia bisa segera diijinkan pulang agar kami bisa berkumpul kembali dengan lengkap.
Sementara itu saya mencoba menstimulasi baby Hanum mengenal ekspresi. Sejak umur 5 hari, Hanum suka sekali menggigit puting. Tentu saja saya merasa kesakitan. Saya pun mencoba menunjukkan ekspresi kesakitan sambil mengulang-ulang kata sakit. Hari ini saya memperhatikan, Hanum tidak lagi menggigit dengan keras saat menyusu melainkan melepas puting dengan lebih pelan. Mungkin dia mulai mengerti kalau saya yidak suka jika dia menggigit dengan keras.
Selain itu, Hanum belajar mengenal binatang melalui soft book Animal World.

#hari5
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 4


Tahun ini menjadi tahun pertama dalam hidup saya tidak sholat Idul Fitri dan Idul Adha sekaligus. Sat Idul Fitri karena saya sakit, tapi anak-anak dan paksu masih berangkat. Edangkan Idul Adha kali ini, semua keluarga tidak ada yang berangkat sholat kecuali mas Fatih yang di pesantren. Paksu masih lemah kondisinya. Zalfa masih dirawat di RS ditungguin mbak Firda. Kak Hasna enggan berangkat sendiri sementara saya harus standby jaga paksu.
Hari ini stimulasi hanya fokus pada baby Hanum. Selain mengenal anggota tubuhnya dan juga adab-adab, Hanum sangat menyukai saat saya mengeraskan bacaan dzikir pagi petang atau saat saya membaca Al Quran. Sengaja saya melafalkan bacaan sambil menatapnya seperti sedang berbicara maka dia akan berbinar-binar menatap saya.
Hari ini dia juga belajar mengenal buku  buah-buahan. Soft book yang bisa mencicit saat dipencet membuat dia senang memainkannya meskipun saat ini ia baru pada tahap memasukkan semua benda kedalam mulutnya. Sesekali saya menunjukkan gambar dan menyebutkan nama buah yang tertera.

#hari4
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 3




Dalam kunjungan ke RS kali ini, saya mengajak eonnie berdiskusi tentang buku yang sudah dibaca kemarin yaitu, Saad Bin Abi Waqash yang berkisah tentang Saad yang masuk Islam dan ditentang oleh ibunya, dan meskipun sampai ibunya mogok makan, Saad tetap tidak mau meninggalkan agama Islam.
Setelah itu saya membacakan buku Ini Buku Nomor Satu. Kata eonnie ia tak tertarik dengan buku itu tapi tetap minta saya membacakannya. Ternyata dengan gaya saya bercerita, dia malah suka dengan buku tersebut.
Sedangkan baby Hanum melanjutkan stimulasi mendengarkan dan berbicara. Saat berjemur pagi hari, saya sambil mengenalkan benda-benda disekitar. Selain itu juga mengenalkan anggota keluarga, ayah, mama, mbak, kakak, dan eonnie. Ciri khas Hanum saat antusias adalah mata berbinar dan mulutnya

#hari3
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 2


Kondisi paksu pasca perawatan di RS ternyata membutuhkan perhatian ekstra ketat sehingga sangat menyita waktu dan energi. Sementara saya juga harus mengurus baby Hanum yang tak bisa jauh dari ASI. Disela kesibukan itu, saya menyempatkan mengunjungi Eonnie di RS, khususnya saat jadwaltidur Hanum agak panjangan menjelang tengah hari. Nangis batin saya melihat eonnie dirawat di RS tanpa pendampingan kedua orang tuanya. Karena itu, jadwal kunjungan saya yang sekitar 2 jam itu saya maksimalkan untuk menyuapi, meminumkan obat, mengelap, mendampingi sholat dhuhur dan setelah itu membacakan buku untuknya sebelum ia tidur siang. Hari ini saya membacakan buku 10 ksatria Surga. Setelah eonnie tidur saya merapikan loker dan terlihat ada novel juga yang dibawa sama mbak Firda tapi tak sempat diskusi bukunya karena kami harus berganti shift menjaga Eonnie dan baby hanum.
Baby Hanum juga banyak belajar mendengarkan dan berbicara. saat mandi selain bersholawat atau dzikir, saya mengajaknya mengenal anggota tubuhnya. Saat mengenakan pakaian, sambil bernyanyi saya mengajarkan adab berpakaian sambil mengenali lebih lanjut anggota tubuhnya. Hanum juga belajar mengenal buku. Saat melihat brosur ayunan, dia sangat antusias. 

#hari2
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 5: Menstimulasi Anak Suka Membaca 1


Sejak kecil, kalau saya ditanya hobinya apa, pasti saya jawab membaca. Dari SD sudah jadi tukang ngabisin buku di perpustakaan sekolah ditambah majalah-majalah yang sesekali dibeliin bapak ibuk, bobo dkk., plus majalah bahasa Jawa langganan bapak ibu, Panjebar Semangat dan Jayabaya.
Mulai suka nulis diary saat SMP dan mulai suka nulis cerita saat SMA meskipun hanya dikonsumsi sendiri. Begitu sdh bisa menghasilkan uang sendiri, mulai mengumpulkan buku-buku kegemaran yaitu novel dan juga berbagai majalah wanita. 
Cita-cita pengen punya taman bacaan buat warga. Sayang terkendala yang jaga karena saat itu saya masih bekerja di ranah publik.
Kegemaran membaca tentu saja ingin saya tularkan kepada anak-anak. Mereka sudah biasa jajan buku setiap bulan. Masing-masing punya buku favorit. Dua anak pertama sejak kecil koleksi KKPK. Begitu dewasa, anak pertama berlanjut ke novel-novel pembangun jiwa. Anak kedua lebih beragam jenis bukunya. Keduanya juga suka nulis meskipun masih malu-malu.
Anak ketiga semakin terasa kegemaran membacanya karena di sekolah dan pesantren ada program khusus literasi. Anak ke 4 juga sama. yang satu ini lebih suka baca komik dan suka nulis cerita ala komik jika lagi iseng.
Malah sekarang mamaknya yang jarang baca karena nggak sempat.
Dalam game level 5 ini, sehubungan dengan kondisi keluarga yang belum juga kondusif karena masalah kesehatan yang belum juga usai, saya berusaha menjalankan game semaksimal yang bisa saya lakukan. Sasaran utama adalah saya sendiri, Eonnie Zalfa, dan baby Hanum. Paksu masih berjuang untuk sehat. Jadilah jadwal reading time keluarga sefleksibel mungkin. Terutama saat pagi atau menjelang tidur.
Reading tracker masing-masing keluarga didokumentasikan di hanphone yang mobile bis dibawa kemana-mana.
Pohon literasi tak sempat membuat sendiri, cukup pesan online sekaligus berfungsi sebagai alat ukur tinggi badan. Semoga sempat menempatkan hasil bacaan di pohon literasi tersebut.

Diskusi terkait buku yang dibaca dilakukan sesuai kondisi yang memungkinkan.

Hari ini, kondisi paksu meskipun sudah bolrh pulang dari RS tapi masih mengkhawatirkan, sehingga saya tak sempat memaksimalkan materi. Ditambah lagi eonnie ternyata harus gantian masuk RS karena visrus yang sama. Maka saya hanya bisa melakukan stimulasi mendengarkan dan berbicara pada baby Hanum. Hanum sangat responsif setiap melakukan stimulasi.Hanum senang sekali belajar ciluk ba. Bahkan setelah beberapa lama, a mulai bisa bubling bunyi "ba" setiap saya berkata ciluk.
Untuk eonnie, saya bawakan beberapa buku ke RS agar ia tak bosan. Alhamdulillahnya kondisinya cukup baik meskipun harus dirawat di RS, berbeda dengan ayahnya yang agak terlambat dibawa ke RS sehingga menimbulkan komplikasi penyakit yang lain. Kali ini, mbak Firda terpaksa menemani eonnie sendiri di RS dibantu pakde yang jauh-jauh datang dari kampung sejak kondisi paksu kritis di RS. Beliau yang wara wiri antar makanan ke RS atau bantu jika ada yang dibutuhkan.
Semoga saja dengan buku-buku yang saya bawakan, eonnie tetap ingat membaca.

#hari1
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP

Kamis, 01 Agustus 2019

Aliran Rasa Kuliah Bunda Sayang, Game Level 4

Menjalani game level 4 ini sungguh luar biasa dengan adanya nikmat ujian sakit sekeluarga mulai dari saya, dua kakak eonnie masuk RS berbarengan, lalu saya kembali ambruk, baby Hanum anget-angetan dan rewel, disusul suami yang sampai saat ini masih terbaring. 
Lagi-lagi saya cuman bisa rapelan diujung seperti game level 3 sebelum. Sungguh jauh dengan tekad saya untuk op sampai akhir. Bahkan game 4 ini hampir saja saya menyerah.  Tapi ini adalah kesempatan kedua saya sementara di luar sana masih banyak orang menanti kesempatan bisa mengikuti kuliah ini, maka dengan sedikit 'mengabaikan' orang-orang tercinta, nungguin suami sambil ngetik, nyusuin sambil ngetik, becandai anak sambil ngetik. Hiks, maafkan mama ya.
Sebagai object pengamatan saya adalah anak ke 4, eonnie Zalfa yang pada awalnya menurut saya sangat kinestetik dalam belajar. Bahkan di sekolah pernah mendapat laporan gurunya kalau dia kadang suka naik-naik ke meja segala, lalu bicara terus sama temannya.
Setelah hasil pengamatan selama 10 hari, saya menemukan kalau ternyata eonnie juga dominan visual selain kinestetiknya masih berlanjut. Gaya belajar visual sangat kompak dengan saya yang juga visual. Pantesan akhir-akhir ini setelah saling memahami, kami bisa belajar bersama untuk banyak hal seperti kreasi DIY dan ilmu-ilmu praktis lainnya. 
Alhamdulillah, mesti terseok-seok, akhirnya menyelesaikan game ini dan menghasilkan kesimpulan yang tak saya sadari selama ini. Tinggal saya menyesuaikan cara mengajari eonnie dengan gaya belajar yang ia miliki. Semoga semakin bisa meningkatkan kemampuan dan bakat dalam diri eonnie.

#AliranRasa
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 4: Mempelajari Gaya Belajar Anak 10


Tulisan eonnie sungguh 'ajaib'. Di usianya yang sekarang, semua kakaknya tulisannya sudah bagus dan rapi. Saya jadi ikut merasakan kesabaran gurunya kalau baca tulisan dia. Pas ditanya kenapa tulisannya ajaib sampai susah dibaca gitu? Jawabnya karena capek. Males. 
Pas saya tes menulis di rumah dengan nyantai, bisa lumayan juga tapi harus sabaar nungguinnya.
Tapi yang bikin terharu, saat saya sakit hari ini, eonnie membuat tulisan penyemangat untuk saya dan ayahnya. Terima kasih, Sholihah...
Pengamatan:
  • Tulisan cenderung jelek dan tidak beraturan (kinestetik)

#hari10
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 4: Mempelajari Gaya Belajar Anak 9

Eonnie paling tidak bisa melihat saya sakit. Semuanya bermula saat saya pernah sesak napas para. Anak-anak pada jejeritan panik. 
Saat saya sakit seperti sekarang, meakipun bukan sesak napas, dia sangat khawatir. Apalagi saat saya menelan makanan saat disuapi, eonnie terlihat ngumpet dibalik selimut. Sesekali matanya mengintip dan tampak berair ingin menangis. Saya tahu dia sangat khawatir. Setelah kondisi saya lebih stabil, dia lari ke ruang keluarga dan sebentar kemudian kembali lagi dengan saran-sarannya. 
Kalau demam, katanya maem jeruk atau pisang. 
Trus kalau pusing, dipijit di antara kedua alis mata. 
Kata siapa? Tanya ayahnya.
Aku lihat di google.
Ah, eonnie. Makasih tipsnya.
Pengamatan:
  • Lebih mudah menerima informasi yang praktis baik lewat suara maupun visual. (Audio dan visual)

#hari9
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Kuliah Bunda Sayang, Game Level 4: Mempelajari Gaya Belajar Anak 8


Onnie paling bete kalau tak ada temannya yang main. Biasanya ia akan mencari permainannya sendiri yang artinya siap berantakan dengan segala macam bentuk percobaannya. 
Saat ia memiliki waktunya untuk membuka hp saat weekend, ia menyerap banyak informasi melalui instagram dan you tube. Dan setiap saat ia sempat, ia akan mempraktikkannya satu demi satu. Salah satu yang paling sering dia praktikkan adalah trik sulap atau trik video. Seperti hari ini dia mecoba memunculkan benda dalam triknya. Dia juga menemukan triknya sendiri bagaimana membuat hp menempel. 
informasi juga ia dapat dari melihat langsung. Sepertu pembuatan martabak. Dan dia mempraktekkan melioat martabak tapi dari taplak meja mamanya hi hi hi.
Pengamatan:
  • Belajar dengan video, melihat praktik (visual)

#hari8
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP