Selasa, 30 April 2019

Melatih kemandirian anak (day 6)

Karena sudah masuk sekolah,  tugas mencuci kembali ke mamaknya dan untuk mengangkat cucian kering dan melipatnya menjadi tugas kak Hasna sepulang sekolah. Namun melihat cuaca cukup mendung,  saya mengajak Zalfa untuk membantu mengangkat jemuran. Momen ini sekaligus untuk mengajarinya melipat pakaian dengan benar. Dan Zalfa bisa melakukannya dengan cukup baik. Saya mengajarkan trik-triknya agar lipatan baju bisa rapi. 

Setelah itu seperti biasa Zalfa membantu menyiapkan air panas untuk mandi dan menutup jendela ruang tamu. Alhamdulillah sudah semakin ringan dalam mengerjakannya. 

#semangatlebihbaik
#hari6
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Senin, 29 April 2019

Melatih Kemandirian Anak (day 5)

Setelah 2 hari mamaknya yang tepar,  sekarang giliran debay yang rewel seharian karena badannya yang anget. Sudah pasti pembelajaran terhadap kakaknya pun menjadi tidak maksimal. Namun semua tugas-tugas rutinnya tetap dilaksanakan seperti membereskan ruang tamu,  membuka dan tutup korden dan jendela. Zalfa juga menjadi asisten pribadi yang handal dimintain tolong mengambil ini itu dll saat saya sedang repot menyusui Hanum. 
Untuk program pembelajaran,  hari ini Zalfa membantu membereskan baju-baju yang telah dilipat dan menaruhnya di lemari. Belum sempurna sih,  tapi yang penting dia tidak lagi mengeluh seperti sebelumnya. 
Kalau kamu melakukannya dengan ikhlas,  kamu pasti bisa. Tu yang selalu saya katakan padanya saat dia mengeluh. 

Selain itu, dia sudah mulai terbiasa membantu menyiapkan air panas buat dirinya sendiri dan juga anggota keluarga yang lain. Alhamdulillah, tetap bersyukur. 

#semangatlebihbaik
#hari5
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Minggu, 28 April 2019

Melatih Kemandirian Anak (day 4)

Day 4
Di hari ke 4, kakak Hasna sedang libur sekolah,  jadi tugas mencuci adalah menjadi tugasnya. Kondisi mamaknya juga belum stabil jadi belum bisa mengajarkan Zalfa untuk mencuci celana dalam sendiri. Ini sangat penting karena masa balighnya bisa datang kapan saja. Jadi hari ini tugasnya hanya membantu membereskan pakaian yang telah dilipat.  
Diluar target kegiatanyang sudah diprogram, Zalfa juga belajar menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan untuk mengisi liburannya. Biasanya dia minta dijelaskan terlebih dahulu dan banyak mengandalkan orantua untuk mencari di google,  sekarang saya memintanya untuk memahami sendiri terlebih dahulu baru minta bantuan. Saya tak akan buru-buru lari ke google tapi menjelaskan panjang lebar sampai dia paham dan biasanya saya tambahkan pengetahuan lain yang terkait. Zalfa juga belajar mencari sendiri di google dengan bantuan google assistant. 
Semoga esok kondisi sudah lebih baik untuk melanjutkan pembelajaran Zalfa. 

#semangatlebihbaik
#hari4
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional


Sabtu, 27 April 2019

Melatih Kemandirian Anak (Day 3)


Day 3
Kalau anak bisa mandiri itu terasa banget nikmatnya pas mamak sakit macam sekarang. Badan demam kliyengan, punya baby yang masih ASI eksklusif pisan. Semua kerjaan rumah terabaikan. Hanya sempat mengajari Zalfa mencuci. Menjemur pun dia yang melanjutkan setelah pakaian yang besar-besar aku jemur.
Alhamdulillah untuk sarapan sudah dibelikan kemarin sore oleh suami yang bahkan bisa dimakan sampai siang. pendek kata seharian Zalfa mengjrus dirinya sendiri bahkan berinisiatif menelpon ayah di kantor mengabari mamahnya demam lagi. 
Alhamdulillah pelan-pelan mulai terlihat hasil belajar kemandirian sejak aku mulai menjalankan cuti panjang sebelum lebaran tahun lalu. Perkuliahan bunsay kali ini tinggal melanjutkan program yang sudah direncanakan. Semoga Zalfa semakin bisa mandiri dan cakap dalam pekerjaan domestik untuk meringankan beban mamahnya dan bekal masa depannya nanti. 

#semangatlebihbaik
#hari3
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Jumat, 26 April 2019

Melatih Kemandirian Anak (Day 2)


Mengurus baby new born tanpa asisten itu memang menyita waktu tersendiri.  Baby adalah prioritas utama. Kerjaan lain bisa menunggu. Berhubung Zalfa sedang liburan juga,  kesempatan untuk mengajarinya kemandirian. Tengah mencuci,  si bayi Hanum menangis minta menyusu,  akupun meminta Zalfa untuk melanjutkan mencuci dengan arahan. 
"Nggak bisa,  Mama. " 
Awalnya dia berkilah.
"Tinggal putar ke angka 15, Sayang."
Dan dia pun mau memutarnya. Begitulah akhirnyadia meneruskan mencuci sampai selesai. 
"Nah,  gampang kan?" kataku. Zalfa hanya tersenyum simpul.   Kali ini aku yang menjemur sendiri karena Zalfa ada temannya yang main ke rumah.
Satu hal lagi yang kerepotan untuk dilakukan sambil menggendong bayi adalah merebus air untuk mandi. Sampai saat ini Zalfa masih mandi pakai air hangat meskipun terkadang mau juga pakai air dingin. Aku mencoba mengajarinya untuk bisa merebus air sendiri. Tahap pertama adalah bisa mematikan dan menyalakan kompor. 
"Tekan tombolnya dan putar ke kiri untuk memyalakan dan putar ke kanan untuk mematikan." Horee,  Zalfa bisa menyalakan dan mematikan kompor dan bisa disiruh-suruh untuk melakukannya saat tiba-tiba ada panhhilan cinta dari bayi sholihah. Untuk merebus air,  aku mengajarinya untuk mengambil air sedikit-sedikit sememtara untukenuangkan air apnas tetap orang dewasa yang melakukannya.  

#semangatlebihbaik
#hari2
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Kamis, 25 April 2019

Melatih Kemandirian Anak (Day 1)


Kemandirian anak merupakan tantangan yang cukup besar bila kita memiliki asisten rumah tangga. Apalagi bila ART tersebut telah berumur separuh baya dan minim pendidikan. Biasanya mereka tidak mau repot dan ebih suka mengerjakan pekerjaan rumah alias enggan dibantu anak-anak yang masih kecil dan dalam tahap belajar mengerjakan sesuatu. Dan itulah yang terjadi dalam keluargaku selama kurang lebih 15 tahun. Meski bolak balik sudah dikasih tahu agar memberi kesempatan buat anak-anak untuk membantu, tetap saja dikerjakan sendiri. 
Mengapa kemandirian penting? Kemandirian erat kaitannya dengan rasa percaya diri dan jiwa merdeka karena dia tidak bergantung pada orang lain.  
Kemandirian perlu dilatih sejak anak dikatakan bukan bayi lagi yakni usia 1 tahun ke atas. 
Tolok ukur kemandirian tergantung pada usia anak. 
Anak usia 1-3 tahun biasanya sedang berlatih mengontrol diri sendiri. Hal yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah:
  • Membersamai anak
  • Mau repot khususnya di awal-awal pelatihan
  • Komitmen dan konsisten
Anak usia 3-5 tahun biasanya sedang menunjukkan inisiatif yang besar. Peran orang tua yang dibutuhkan adalah:
  • Menghargai keinginan anak
  • Jangan buru-buru memberi pertolongan
  • Terima ketidaksempurnaan
  • Hargai proses dan jangan menuntut hasil
  • Berbagi peran dengan anak
  • Lakukan dengan proses. 
Sementara pada usia sekolah,  dengan pelatihan sejak kecil,  anak telah menjadi pembelajar yang mandiri serta mulai muncul internal motivation dalam dirinya. Peran penting orang tua adalah:
  • Tidak mudah iba
  • Mengijinkan anak menentukan tujuan sendiri
  • Percayakan managemen waktu pada anak
  • Kenalkan kesepakatan,  konsekuensi dan risiko. 
Dalam mengajarkan kemandirian pada anak, ada 3 hal mutlak yang harus dimiliki oleh orang tua agar berhasil yaitu: konsistensi, motivasi, dan teladan. 
Selain itu diperlukan pula dukungan berupa:
  • Rumah yang ramah anak
  • Membuat aturan bersama anak
  • Konsisten dalam menerapkan aturan
  • Kenalkan risiko
  • Beri tanggung jawab sesuai dengan usia anak. 
(Sumber: materi game level 2, kukiah bunsay IIP) 

Dalam rangka mempraktekkan materi melatih kemandirian pada anak tersebut,  ada beberapa kemandirian yang ingin saya ajarkan atau tingkatkan pada Zalfa antara lain:
  1. Membantu mencuci, termasuk didalamnya menjemur,  melipat dan merapikan pakaian.
  2. Membantu memasak termasuk mencuci piring. 
  3. Bangun lebih pagi pukul 5
  4. Membereskan tempat tidur.
Pada hari pertama, saya ingin melatih Zalfa membantu mencuci mengingat ini merupakan pekerjaan yang banyak menyita waktu serta diperlukan khususnya nanti jika dia akan  masuk pesantren.   
Kali ini saya mengajak Zalfa menjemur pakaian tapi dia menolak dengan alasan tidak bisa. Saya katakan bahwa setiap orang pasti tidak bisa melakukan sesuatu yang baru. Dengan terbiasa maka lama-lama akn menjadi mahir melakukannya. Akhitnya Zalfa pun mau membantu membantu. Saya tunjukkan bagaimana caranya menggantung baju,  mulai dari baju yang kecil-kecil hingga sedang serta bagaimana cara meletakkannya. Dan ternyatadia sudah bisa melakukannya. Saya tinggal terus melakukan pembiasaan tersebut. 
Sore hari saat mengangkat jemuran yang menjadi tugas kakaknya sepulang sekolah,  Zalfa juga membantu meletakkan pada tempatnya,  pakaian-pakaian yang telah dilipat. 
Alhamdulillah, meskipun sederhana,  tapi kalau tidak dibiasakan ternyata juga bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan anak. 

#semangatlebihbaik
#hari1
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Sabtu, 20 April 2019

Aliran Rasa Game Level 1, bunsay batch 5


Belajar komunikasi produktif sebenarnya bukanlah yang pertama kali karena aku sudah pernah belajar di game level 2 bunsay batch 1 beberapa tahun lalu. Namun saat itu aku merasa hanya bersemangat pada saat melakukan tantangan saja selama 10 hari. Berbeda dengan pembelajaran saat ini. Barangkali karena konfisi juga sangat jauh berbeda. Saat itu aku masih bekerja di ranah publik sedangkan saat ini aku bisa membersamai anak-anak secara penuh. 
Meskipun tantangan tetap selalu ada dimana mulai awal perkuliahan bunsay aku tengah menunggu kelahiran anak ke 5. bahkan pada pertengahan pra bunsay,  setelah setor tugas,  malamnya aku bersiap melahirkan. Hal itu karena aku tidak mau mengulangi kegagalan yang sama. Bagiku tidak ada lagi opsi remedial, yang ada hanya harus lulus. Mengingat betapa luar biasanya perjuangan untuk bisa masuk dalam kelas bunsay. 
Tantangan berikutnya adalah karakter anak yang sudah terlanjur terwarnai oleh mantan asisten sehingga saat ini aku harus berjuang memperbaiki kekacauan yang ada khususnya pada kedua anak yang tinggal di rumah,  kak Hasna yang berusia 16 tahun dan sedang mencari jati diri serta Zalfa yang berusia 10 tahun dan jauh dari mandiri. Alhamdulillah aku bisa mengatasi dan menemukan cara berkomunikasi yang tepat untuk masing-masing anak. Bahkan bisa membalikkan kondisi yang biasanya paksu bertindak sebagai penengah,  sekarang justru aku. 
Dan dengan semangat dan tantangan yang membuat adrenalinku membuncah, pada game level 1 ini aku tidak hanya sekedar menyelesaikan 10 hari,  aku bertekad untuk penuh sampai dengan 17 hari meskipun harus dikerjakan malam-malam sambil menyusui debay. Namun karena kali ini aku secara khusus telah minta ijin paksu agar diperkenankan mengikuti kuliah bunsay lagi dan aku nggak mau gagal,  jadi beliau memahami jika aku belum tidur malam-malam. 
Tidak selamanya juga keberhasilan mewarnai pembelajaran ini. Beberapa kali aku merasa belum berhasil berkomunikasi dengan baik,  pada anak maupun pasangan. Namun dari kegagalan teraebut aku belajar. Dan ternyata penyebab utama ketidak berjasilan berkomunikasi adalah lepasnya kendali emosi. Jadi memang kita harus selesai dengan diri sendiri baru kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. 
Akhirnya Outstanding Performance pun di tangan. Dan entah kenapa, setelah 17 hari berlalu secara otomatis aku memulai hari dengan berpikir,  hari ini harus bagaimana aku berkomunikasi dengan masing-masing anggota keluarga. Meskipun sesekali emosi mencoba mengintip, tapi aku segera berusaha kembali ke jalur komunikasi produktif. Dan bagiku bukan OP yang terpenting untuk dicapai,  tapi bagaimana aku konsisten melaksanakan poin-poin dalam komunikasi produktif. Semoga semangat ini akan terus berlanjut di game-game selanjutnya. 

#AliranRasaKomunikasiProduktif
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Sabtu, 13 April 2019

Komunikasi Produktif (17)



Ternyata hari ini batuknya Zalfa agak parah. Aku jadi agak worry kalau sampai nular terutama ke Hanum. Soalnya baca-baca artikel,  bayi dibawah 3 bulan sebisa mungkin jangan minum obat-obatan. Mana paksu sedang ga ada di rumah pula.
Tantangan berikutnya,  hari ini Zalfa sedang menjalani hukuman tidak boleh pegang hp sama sekali apa pun alasannya. 
Kebayang si kinestetik ini akan bete banget seharian. Mana aku lagi kecapekan parah habis begadang sama Hanum semaleman.
Pagi hanya sempet nyiapin sarapan pakai nugget. Setelah itu aku pun tidur,  mumpung Hanum bisa pules tidurnya. 
Siang-siang Zalfa mulai merengek minta main hp. Apalagi kak Hasna lagi agak sewot sama Zalfa. 
Zalfa: Mama aku bosan. 
Mama: Zalfa belum bobok kan?  Bobok aja ya biar cepet sehat. Nanti Mama temenin. 
Zalfa: Mama kan masih makan.
Mama: Nggak pa-pa Mama tungguin sambil makan.
Sambil menyelesaikan makan, aku mengajaknya ngobrol dan memberinya apresiasi sudah sholat ndak usah disuruh serta mau mengalah sama kak Hasna guna menghindari keributan. Mengalah itu tak selamanya kalah dan Allah sayang sama orang sabar. 
Maka lupalah ia dengan hp nya. Karena tak juga bisa tidur,  Zalfa kembali bermain. Kali ini ia bermain bongkar pasang. Beberapa kali projectnya gagal. Aku ceritakan bahwa para penemu itu tidak sekali dua kali mencoba, berkali-kali bahkan ratusan kali baru berhasil. Zalfa kembali semangat mencoba berkali-kali hingga sukses juga.

Tanpa terasa hari berlalu tanpa sekalipun bersentuhan dengan hp meskipun di hari libur. 
Well done my girl. Semoga esok engkau lebih sehat. 

#semangatlebihbaik
#hari17
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Jumat, 12 April 2019

Komunikasi Produktif (16)


Melihat kak Hasna dan Zalfa kalau sholat, saya suka mengelus dada. Cepat dan super cepat ala bocah. Sudah bolak balik diingetin tapi belum mempan. 
Bersyukurnya tak perlu diingatkan untuk sholat atau kalaupun diingatkan tidak lagi susah. 
Saya jadi muter otak mencari cara yang manjur buat ingetin lagi.
Saat duduk bersantai bersama bertiga, kami pun berdialog. 
Mama: kak, coba baca surat Al Fatihah dengan cepat. Secepat yang kakak bisa tapi tetap benar.
(Kak Hasna pun baca. 5 detik. Saya tersenyum.) 
Mama: sekarang Zalfa
(Zalfa pun ganti membaca. Kurang lebih dengan waktu yang sama.) 
Mama: Sekarang tolong sebutkan apa saja rukun sholat. 
(Kak Hasna dan Zalfa menyebutkan satu per satu.) 
Mama: rukun sholat itu meliputi perbuatan dan ucapan dalam sholat yang hukumnya wajib. Artinya kalau tidak dilaksanakan berarti sholatnya tidak sah dan tidak dapat diganti dengan sujud sahwi. Namun ada satu rukun yang suka diabaikan yaitu tuma'ninah. Tuma'ninah adalah diam sejenak sebelum berpindah ke gerakan shalat selanjutnya.
Sekarang kalian coba evaluasi sholatnya masing-masing,  sudah tuma'ninah apa belum. Kalau baca AlFatihah saja butuh waktu,  belum ditambah bacaan yang lain. 
Lalu saya menceritakan kisah Rasulullah yang meminta seorang mengulang sholatnya sampai 3 kali karena terlalu cepat/tidak tuma'ninah.  
Semoga Kak Hasna dan Zalfa memahami makna sholat dari cerita ini. 

#semangatlebihbaik
#hari16
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Kamis, 11 April 2019

Komunikasi Produktif (15)


Zalfa sedang kurang sehat. Ayah menyarankan istirahat di rumah saja sebelum keterusan. Selama ini kami memang mencoba untuk mengurangi obat-obatan. Kalau sedang tidak enak badan ya istirahat saja, minum vitamin dan madu. Kebetulan kak Hasna juga libur sekolah. Alhamdulillah ada yang nemenin di mama dan dek Hanum di rumah. 
Tapi saat 'libur' begini bisa jadi alasan buat Zalfa untuk bisa main hp. Tapi mama nggak mau kalah lah. Sedari pagi sudah ajak ngobrol dia. 
"Zalfa, zalfa tidak masuk bukan karena libur tapi sakit. Kalau sakit harus istirahat jadi tidak boleh main hp."
"Oke,  mama. Aku main squishy boleh ya."
"Boleh."
Zalfa pun main squishy. Pas udah bosen mama suruh tidur enggak mau. Zalfa memang paling susah buat tidur siang kecuali sedang dalam perjalanan di mobil. Kemudian dia baca buku. Setelah itu ijin mau main hp,  mama ijinkan asalkan tidur dulu dan hanya boleh untuk main home sale squishy. Akhirnya mau juga dia tidur meskipun sebentar. Bangun tidur lanjut dengan main home sale squishy. 
Alhamdulillah badannya sudah enakan meskipun masih sedikit batuk. Malah mau bantu2 kak Hasna angkat jemuran. 

Hari ini kak Hasna juga bersikap baik. Biasanya dia suka kesel kalau pekerjaan rumah bagian dia dicampuri. Pagi2 dia sudah bilang ke ayah jangan pegang cucian,  nanti dia yang akan nyuci, tapi mau tidur lagi sebentar. Namanya emak2, kalau dia tidur dulu lha kapan nyucinya. Bisa2 jam 12 baru menjemur. Tapi supaya dia tidak marah, saya wa dia dulu. 
"Kak, mama giling cucian dulu ya,  ntar lanjutin."
Dan benar,  dia tidak sewot dan tetap melanjutkan cucian hingga menjemurnya. Ternyata memang enak kalau kia sudah tauhu cara berkomunikasi yang tepat untuk anak2. 

#semangatlebihbaik
#hari15
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Rabu, 10 April 2019

Komunikasi Produktif (14)

Hari ini ada Tahfidz graduation sekolah Zalfa dan dia ikut dalam salah satu performance yang ditampilkan. Beberapa hari Zalfa telah berlatih dengan semangat. Dia juga menyiapkan kostumnya sendiri. Tinggal saat penentuan siapa yang akan mengantarnya musti melalui pembahasan yang cukup alot. 
Zalfa ingin berangkat pukul 8 diantar dan ditungguin mama sementara kasian dek Hanum kalau terlalu lama di keramaian. Mama maunya jam 9 saja, apalagi penampilan dia nanti paling akhir. Akhirnya disepakati Zalfa akan diantar dulu oleh ayah,  ditungguin sebentar lalu ayah jemput mama untuk menggantikan ayah lalu ayah berangkat ke kantor. Sampai pukul 8, Zalfa masih bersantai. Aku sengaja mendiamkannya. Rupanya dia telah berubah pikiran ingin berangkat bareng mama saja aagak siang. Pada akhirnya kami berangkat bersama diantar ayah pada pukul 10 karena masih mampir ke posyandu dulu. 
Begitu sampai di tempat acara, tetap saja masih harus menunggu beberapa lama karena masih ada tausiah dan prosesi wisuda sedang performance baru di mulai pukul 11.15.
"Tuh kan,  kak. Coba kalau kita datang jam 8, tentu kamu manyun karena menunggu lama." Zalfa tersenyum. Sayang aku tak sempat memdokumentasikan satu pun karena sepanjang acara sibuk dengandek hanum yang nenen terus. 
Di lain hal,  kak Hasna juga mulai memgalami perubahan. Bentuk komunikasi produktif yang aku praktekkan akhir-akhir ini mulai terlihat hasilnya. Dia mulai lebih terbuka kepadaku. Mau curhat dan bertanya banyak hal. ini awal yang baik bagi kami untuk lebih mendekatkan diri. 

#semangatlebihbaik
#hari13
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Selasa, 09 April 2019

Komunikasi Produktif (13)


Zalfa melakukan kesalahan yang sama. Bermain squishy dan meninggalkannya di sembarang tempat. Kali ini sengaja diberesin ayahnya dan dicatat sebagai 1 kesalahan. 
Pulang sekolah, Zalfa masih harus diingatkan untuk melipat lagi peta Indonesia yang dipelajarinya. Selanjutnya ia masih melakukan beberapa kesalahan lainnya. 
Sorenya aku menyampaikan bahwa aku kecewa hari ini Zalfa tidak menepati beberapa kesepakatan lagi.  Aku minta dia mengingat kesalahan apayang telah dilakukannya. Dan karena banyaknya kesalahan yang telah dilakukan,  permintaan maaf saja belum cukup untuk menghapusnya. Aku memberinya pilihanhukuman,  mama tidak hadir menyaksikan performancenya besok atau tidak main hp sama sekali sabtu ini. Zalfa memilih pilihan kedua dan aku memang mengharapkan pilihanitu yang dipilih. 
Kemudian aku menegaskan kembali tentang kesepakatan bersama. Mulai besok,  terhadap pelanggaran yang dilakukan, akan berujung pada konsekuensi yang setimpal. Aku berharap Zalfa tidak menunggu diingatkan terus tentang kesepakatan itu. Zalfa setuju. 
Jujur pada saat Zalfa melakukan pelanggaran,  emosi saya yang tengah lelah berlebih dalam 2 hari ini seakan diuji. Rasa ingin meledak saja. Beruntung ingat dan malu pada tekad diri sendiri untuk berubah menuju kebaikan dalam berkomunikasi. Akhirnya saya memilih untuk mendiamkannya beberapa saat alih-alih mengomel di saat emosi tengah melanda. 
Bantu mamah belajar dan konsisten ya, Nak!

#hari13
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Senin, 08 April 2019

Komunikasi Produktif (12)


Hari ini sepertinya harus ada yang diluruskan dari paksu. Akhir-akhir ini komunikasinya dengan anak-anak mengalami kebalikan denganku. Biasanya dia yang lebih sabar dan malah terkesan memanjakan anak kalau menurutku,  tapi sekarang malah aku yang sudah mulai mulus dalam berkomunikasi sedang dia cenderung baper. Barangkali dia sedang banyak tekanan di kantor sehingga mempengaruhi sikapnya. 
Teori bilang, pillow talk atau ngobrol menjelang tidur itu bisa menjadi sarana berkomunikasi yang efektif dengan pasangan. Tapi buatku malah nyaris tak mungkin. Biasanya pulang kerja paksu sudah lelah. Sementara aku masih berkutat dengan anak-anak,  dia sudah terbang ke alam mimpi lebih dulu. Ngobtol sehabis shubuh justru yerasa lebih nyaman karena pikiran dan perasaan masih sama-sama fresh meskipun waktunya sangat terbatas. Maka aku coba mencari tanya kenapa paksu lebih baper. Sambil bersentuhan aku tanya, "Maaf ya, yah. Apa ayah sedang ada masalah dikantor atau ada tekanan lain? Soalnya kayak agak baper sama anak-anak. Tadi itu kak Hasnaga lagi marah tapi ayahsudahmau emosi aja. Sama Zalfa juga gitu." Tidak ada komentar dari paksu. Tapi itu tandanya paksu menyadari kekeliruannya. Dan betul,  sikapnya kemudian sudah melunak kembali. 
Laki-laki memang seringkali tak banyak bicara, tak suka diomeli apalagi disalahkan. Dan dalam komunikasi singkat itu semua poin komprod dengan pasangan telah dilakukan. 

#hari12
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Minggu, 07 April 2019

Komunikasi Produktif (11): Reflection 2


Hari ini aku bangun siang karena begadang debay, mumpung libur juga. Alhasil,  biasanya sarapan sudah siap,  belum ada makanan. Paksu sedang masak nasi. aku melanjutkan bikin lauknya. Zalfa sudah asik main hp,  padahal biasanya sdh teriak lapar. 
Hmm,  poin refleksi. Sengaja aku diamkan,  karena kalau komentar saat itu juga dia akan banyak ngeles. Lauk matang. Zalfa baru makan jam setengah 8, habis itu lanjut main hp lagi. Aku melanjutkan bebenah dan mandiin debay. 
Jam 10, aku tanya Zalfa. 
"Tadi mulai main hp jam berapa"?
"Iya ma udahan."
"Lho,  mama tanya mulainya kok."
"Jam 6."
"Sekarang jam berapa?"
"Iya ma," katanya tersenyum malu sambil naruh hpnya. 
"Mama kan nanya sekarang jam berapa?" tanyaku masih tetap dengan suara ramah. 
"Jadi Zalfa sdh main berapa lama?" Zalfa tersenyum lagi. 
"Banyak."
"Berapa jam?"
"4 jam."
"Berapa lama aturan maksimal boleh main hp?"
"1 jam. Oke,  aku mau main yang lain."
Aku tersenyum geli. Kalau gini kan dia tau salahnya dan ga bisa ngeles lagi. Habis itu biasanya dia akan lebih kooperatif kalau diingatkan. 
Krmudian Zalfa bermain dengan2 sohibnya di rumah. Kalau sudah main dengan 2 sohibnya ini bisa lupa waktu deh. Harus ada warning dulu nih buat sholat dan makan. 
"Zalfa mau sholat jam berapa? "
"Jam setengah dua ya?"
"Enggak,  itu kesorean. Jam 1."
"Oke."
Jam 1 lewat,  Zalfa belum menyudahi mainnya. Aku tinggal ngingetin aja. Dan teman-temannya pulang. 
Setelah sholat,  ia makan sambil menyalakan tv. Tiba-tiba ia ambil hp juga. 
"Zalfa,  tadi pagi sudah hampir 4 jam main hp,  masak mau main hp lagi? Lagi pula yang bener mau makan,  nonton tv apa main hp? "
Langsung hp ditaruh. 
Setelah makan,  si kinestetik ini mencari kesibukan lagi dan minta ijin buat main air. Masih ada jemuran itu,  ntar pada basah. Kenapa ga main tenda aja? 
Ga seru main tenda sendirian. 
Main air juga sendirian,  tapi tetep seru.  
Jadilah dia meniup kolam renangnya sendiri, mengisinya dan berenang.
Nanti malam tinggal lelahnya dan saatnya bacain cerita sebelum tidur sambil refleksi lagi kegiatan dia seharian ini. 

#hari11
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Sabtu, 06 April 2019

Komunikasi Produktif (10): KISS


Menjelang sore, langit dah mulai gelap mau hujan. 
"Kak Hasna...?" panggilku pada kak Hasna yang dari tadi berada di kamar atas. Tugas mencuci dan membereskan jemuran menjadi tanggung jawabnya. Namun terkadang dia suka berlama-lama mengerjakannya. Sebagai emak yang biasa bergerak cepat jadi suka ga sabaran dan akhirnya mengomel yang ujung-ujungnya dia akan ngambeg karena kesal. Kini aku telah banyak belajar untuk menghadapinya dengan kalimat yang lebih efektif. 
"Jemuran ya?" sahutnya. 
"Mau hujan, kak."
Lantas kak Hasna pun turun dan mengambil sekaligus melipat pakaian di jemuran. 
Gaya bicara yang singkat dan jelas macam ini sangat efektif buat dia. Jangan coba-coba ditambah beberapa kata yang lebih panjang apalagi berkalimat-kalimat. Yang ada bukannya ngerjain tugasnya tapi ngomel-ngomel. Gaya bicara ini yang harus terus aku pertahankan.
Lain kakak lain pula adiknya. Seperti sore ini,  sudah pukul 4 dan Zalfa masih bermain hp.
"Zalfa sudah sholat?"
"Ya, bentar."
Jeda beberapa lama,  Zalfa masih belum juga sholat. Aku mengingatkannya lagi. 
"Zalfa sudah sholat?"
"Ya, ma. Iya."
"Sholat sekarang atau udahan mainnya." Berdasarkan kesepakatan bersama,  Zalfa boleh main kalau sudah selesai kewajibannya.
Dan Zalfa pun segera sholat. 
Begitulah Zalfa,  kadang memang perlu lebih dari sekali dalam mengingatkan,  tapi tetap dengan kalimat singkat dan jelas. Bila perlu cukup mengingatkannya akan kesepakatan. 

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Jumat, 05 April 2019

Komunikasi Produktif (9): Intonation


Berbicara dengan anak remaja yang sedang galau itu gampang2 susah. Kalau hatinya sedang tak nyaman, kalau tidak hati2 bisa jadi salah pengertian. 
Kata paksu, kakak yang satu ini bener2 fotocopy ku,  baik dari wajah maupun sifatnya. Sama2 kerasnya. Karena itu aku dan kakak Hasna sering kali bersitegang. Untungnya paksu bisa lebih sabar menghadapinya dan selalu menasehatiku untuk lebih baik diam dulu daripada rame. Nasehatinya nanti saja. Aku bertekad untuk memperbaiki cara berkomunikasiku dengan kak Hasna. Aku lebih banyak diam untuk menjaga emosi,  mengurangi komentar panjang lebar dan menunggu suasana hatinya nyaman saat menasehati. Dan lucunya, disaat aku mulai bisa memperbaiki komunikasi,  paksu justru lebih sering terpancing emosinya oleh kak Hasna. 
Seperti hari ini, mereka berdua ribut gegara televisi. Ayah sedang nonton sepak bola. Sementara kakak ingin nonton kartun untuk mememani santap malamnya. Suasana sdh mulai menghangat.  Aku menghampiri mereka dan ikut duduk bersama. 
"Memangnya apa hubungan nonton dan tv,  kak" kataku dengan suara lembut. 
"Nggak enak makan nggak sambil nonton.."
Aku tidak memperpanjang masalah dan mengalihkan pembicaraan lain. Biasanya kalau sdh begini ia akan langsung ngambeg. Kalini ini emosinya tetap terjaga. 
Tak lama channel tv berpindah sana sini tanpa protes lagi. 
Kekuatan suara lembut memang lebih dahsyat dibanding suara keras. :)

#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Kamis, 04 April 2019

Komunikasi Produktif (8): Obrolan Senja


Pulang sekolah,  Zalfa bercerita kalau ada satu lagi temannya yang sudah haid. Pembahasa haid memang sedang jadi trending topik diantara kami akhir2 ini. Kalau melihat pengalaman dari mulai ibu saya,  saya dan kedua kakak zalfa,  haid pertama baru dialami rata2 di usia smp kelas tiga. Namun melihat perkembangan tubuh zalfa,  saya khawatir kalau haid pertamanya akan datang lebih cepat. Namun mengingat kemandirian dan sadar auratnya masih belum cukup, ini jadi semacam pr besar buat saya dimana ia biasa dimanjakan oleh asisten dulu. Meskipun sudah jauh ada kemajuan, tetap saja serasa berkejaran dengan waktu datangnya haid pertama. 
Waktu pulang sekolah seperti ini kesempatan buat saya untuk banyak mendengar cerita dan perasaannya. Ia juga akan bertanya banyak hal yang belum ia pahami. Kesempatan pula buat saya mengevaluasi tingkah lakunya yang belum sepenuhnya bis menjaga aurat,  misalnya habis mandi lalu keluar hanya pakai handuk dan pakai baju di kamar. Ia berdalih celananya basah semua kalau pakai di kamar mandi. Saya mencoba memahaminya dan Alhamdulillah secara bertahap ia sdh mau mengenakan pakaian dalam dan atasan di dalam kamar mandi. Tinggal celana panjangnya saja atau roknya yang dipakai di kamar. Saya mengapresiasi setiap dia melakukannya tanpa di suruh. 
"Ma, ada temen aku lagi haid trus dia sholat. Boleh ga?"
Itu salah satu topik tentang haid yang dia tanyakan sore ini. 
"Kalau sedang haid justru haram untuk sholat."
"Kalau gitu temen aku dosa dong."
"Kalau dia belum tahu ya ga pa2. Makanya tugas orang tua menjelaskan ke anaknya. Makanya Zalfa harus sudah belajar dari sekarang apa yang boleh dan ga boleh saat haid. " 
Begitulah cara kami berkomunikasi di sore hari. Curhat, evaluasi, apresiasi dan kritikan jika perlu, mewarnai senja yang segera berlalu. 

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Rabu, 03 April 2019

Komunikasi Produktif (7): Empati


Hari ini libur Isra'Mi'raj. Alhamdulillah banyak keluarga dan teman yang berkunjung ke rumah tengokin dek Hanum. Kalau banyak tamu begini,  Kak Hasna dan Zalfa biasanya suka ngumpet di kamar. Paling mereka cuman salaman dan kabur. Kebetulan teman2 yang datang banyak bawa anak kecil2. Saya persilahkan mereka main di ruang bermain di lantai atas. Tak lama asiklah mereka semua bermain. Saya nggak tahu kalau ada squishy Zalfa juga di sana. Menjelang mereka pulang,  Zalfa ngadu kalau squishynya banyak yang rusak. Dia nangis2. Saya menghiburnya dan siap untuk mengganti yang rusak. Dia masih juga krsel dan marah2. Saya biatkan dia beberapa saat. Setelah agak mereda saya panggil buat duduk di sebelah saya lalu saya peluk. 
Maaf ya, Nak. Gara2 tamu mama,  squshynya jadi rusak
Zalfa pun melunak dan mau menerima penjelasan dari saya dan ayahnya. Empati memang bisa meredakan emosi. 

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Selasa, 02 April 2019

Komunikasi Produktif (6): Reflection


Semalam Zalfa bilang ada tugas SBK membuat poster cergam. 
Poster cergam itu yang kek gimana sih, Ma? 
Jadilah mamanya browsing takut salah menjelaskan. 
Poster cergam itu ya semacam iklan tapi pakai gambar. 
Tapi temanya aku belum tahu. Aku tanya temen2 dulu ya. 
Sayangnya sampai malam belum ada kepastian tema. Tema baru didapat saat Zalfa sdh mulai ngantuk. 
Ya sudah PR nya dikerjakan besok pagi saja. Kan kak Zalfa jagi gambar,  pasti cepat selesai. 
Oke, Ma. Bangunkan aku jam 5 ya. 
In sya Allah. 
Dan kami pun tertidur bertiga dengan dek Hanum, menunggu ayah yang belum pulang juga. 
Esok paginya,  akibat begadang netekin dek Hanum,  saya bangun kesiangan. Ayah yang gak tahu kalau Zalfa minta dibangunkan jam 5, baru membangunkan Zalfa jam 5.10. Zalfa pun nangis.  Saya pun bilang, gak pa2 sayang, masih cukup waktu untuk mengerjakan. Kalau pakai nangis nanti jadi gak cukup waktunya. Sekarang sholat shubuh dulu.  
Rutinitas pagi Zalfa adalah bangun,  sholat, sarapan, mandi,  berangkat. Persiapan sekolahnya sdh dia siapkan malamnya. Dan pagi ini rutinitas itu harus bertambah mengerjakan tugas cergamnya. Jujur PR memang jadi salah satu hal yg kurangbpas buat anak2 fullday school macam zalfa. Sudah seharian sekolah, sampai rumah sore dan masih hatus mengerjakan PR yang kadang bahannya masih harus dibeli. PR ininjuga yang sempat membuat zalfa trauma dan sering tantrum di pagi harinya saat saya masih bekerja di ranah publik. Ayahnya yang kebagian stress di pagi hati jika mendadak masih ada yang kurang. Alhamdulillah dengan saya kini di rumah dan tidak ada asisten rumah tangga yangbbiasa memanjakannya, Zalfa mulai bisa mandiri dan lebih mudah diatur. Seperti pagi ini,  dia segera berwudhu untuk sholat lalu mengerjakan tugasnya ditemani ayah. 
Posternya bertema air,  Yah. 
Ayah memberikan contoh bertema air. Zalfa menyampaikan ide2nya sendiri yang ternyata lebih bagus dan akhirnya dituangkan dalam gambar. Waktu semakin siang,  Zalfa sempat merengek minta ayahnya yang menggambar, tapi dijrlaskan kalau ayah yang gambar berarti ayah yang dapat nilai ditambah lagi itu perbuatan yang tidak jujur.  Saya pun sempat berpikir membantu menyiapkan segala perlengkapannya biar cepat selesai,  tapi saya pikir dia harus belajar menghadapi konsekuensi. Akhirnya semua selesai meskipun lebih lambat dari jadwal biasa dia berangkat. 
Pulang sekolah dia cerita kalau guru sbk nya tdk datang. Trus ada temennya yang digambarkan sama ayahnya. Saya ajak dia merefleksi sikapnya semalam dan pagi. Andai dia ngambeg, tugasnya tak akan selesai dan rugi pula krn gurunya tak ada. Bersyukur dia telah bersikap baik sehingga semua bisa berjalan baik. alau ada temen yang kurang baik tidak perlu dicontoh. 

Sangat bersyukur tidak ada lagi teriakan dan marah-marah ga jelas lagi di pagi hari. 
Satu pekerjaan rumah telah teratasi dan masih banyak pr lain di depan mata. 

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang


#institut.ibu.profesional

Senin, 01 April 2019

Komunikasi Produktif (5): Buah Kesabaran


Kunci utama berkomunikasi memang mengendalikan emosi. Ketika emosi terkendali, maka kita bisa berpikir dengan jernih apa yang seharusnya kita lakukan. 
Hari kemarin ketika kakak bersitegang dengan ayah, saya sdh berusaha menjadi penengah di antara keduanya. Saat itu,  kakak keukeuh merasa tidak bersalah dan tidak mau minta maaf. Saya mencoba memahami perasaannya dan memberikan empati barangkali memang kakak tidak bermaksud berbuat salah sama ayah tetapi cara yang salah bisa menimbulkan persepsi yang salah pula. Saya tdk memaksanya meminta maaf tetapi memberinya ruang untuk berpikir. Dan hari ini ayah lapor kalau kakak telah minta maaf. Alhamdulillah. Pun ketika kakak bilang dia tidak suka disuruh-suruh karena membuatnya seakan tidak pernah bantu2, saya memberinya kesempatan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang dia suka. Alhasil,  hari ini kakak malah sigap membantu saya melayani tamu2 yang lumayan banyak. Dan ketika melihat saya repot membersihkan sampah bekas tamu sambil menggendong dek Hanum,  kakak langsung mengambil alih. Ia juga tak segan bantu menggoteng lauk buat makan malam. Tak ada keluhan atau grasak grusuk seperti biasanya,  tapi senyum keikhlasan yang terpancar di bibirnya. Alhamdulillah 
Sementara itu,  Zalfa sudah tidak lagi protes dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. Ketika dia meminta ijin untuk menghubungi temannya melalui wa, saya pun mengijinkan dengan syarat yang berlaku yaitu selesaikan dulu semua kewajibannya. Maka dia segera mandi dan  sholat. Dia juga mau membantu membereskan sampah bekas tamu-tamu yang datang. 

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional