Kamis, 05 Oktober 2017

Aliran Rasa Bunsay Level 8

Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Tantangan bunsay kali ini sebenarnya menjadi tantangan menarik karena dalam keluarga kami sejak awal telah mengajarkan anak-anak untuk pandai dalam mengelola dan memahami makna finansial tidak hanya sebagai kebutuhan materi tetapi menjadi sarana bekal untuk akhirat nanti.
Sayang sekali, bersamaan dengan dimulainya tantangan ini, keadaan mengharuskan saya jauh dari keluarga karena harus merawat ibu di rumah sakit. Saya pun dengan berat hati melepaskan tantangan ini. 
Qodarullah, seminggu kemudian ibu meninggalkan kami menghadap Sang Khalik sehingga keluarga akhirnya menyusul saya ke kampung halaman. Namun fokus tetap belum bisa terbagi untuk mengerjakan tantangan.
Belum selesai sampai di sini, saat sudah kembali ke Bogor, giliran tubuh ini yang meminta perhatian. Namun saya merasa sayang jika harus melepaskan tantangan ini. Kembali saya pompa semangat untuk merapel laporan dari catatan-catatan kecil interaksi saya dengan anak-anak yang sempat saya buat baik saat berkabung maupun sakit. Alhamdulillah selesai juga di saat-saat terakhir.
Buat kami, kami tak ingin menghabiskan hidup hanya dengan mengejar materi. Kami juga perlu waktu untuk membekali dalam urusan ukhrowi. Karena itu, dengan jumlah anak yang tidak sedikit, kami berusaha menerapkan ajaran Rasulullah bahwa anak dianggap dewasa jika sudah akil baliq. Maka saat itu anak harus mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Meskipun hal tersebut tidak secara mutlak dapat diterapkan dikarenakan anak-anak masih harus tinggal di pesantren saat mereka usia SMP dan SMA sehingga tidak memungkinkan utuk mandiri secara financial secara cepat. Namun setidaknya mereka sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Dan surprise ketika tahu bahwa apa yang telah kami ajarka sejak kecil ternyata dipahami dan dilaksanakan oleh mereka dalam keterbatasannya.
Sejak kecil kami membiasakan anak-anak untuk menabung, tidak hanya menabung di dunia tetapi juga menabung di akhirat, misalnya saat mereka ulang tahun, maka kami akan memberikan sejumlah uang dan mengajarkan pada mereka untuk menyedekahkan debagai bekal di akhirat. Selain itu kami juga mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah, jadi setiap ada yang meminta sumbangan baik berupa kotak sumbangan di masjid atau yang langsung dating ke rumah, atau bahkan orang yang bukan peminta tapi terlihat membutuhkan pertolongan menurut mereka, maka mereka akan segera rebut meminta uang untuk disumbangkan disamping uang mereka sendiri juga.
Untuk tabungan dunia, kami siapkan celengan, dari celengan beli sampai yang bikin sendiri dari barang bekas. Selain itu kami jug membukakan tabungan masing-masing di bank sebagai bentuk jaga-jaga untuk keperluan masa depan mereka sendiri.
Selain itu, kami juga mengajarkan pada anak tentang enterpreunership sejak dini dan mereka menikmati saat mereka berjualan baik di rumah maupun di sekolah. Dari kegiatan itu, mereka juga bisa sekaligus belajar memanage orang lain yakni teman-temannya yang membantu berjualan. Ternyata apa yang kami tanamkan telah merasuk kedalam jiwa mereka. Si sulung saat pulang dari pesantren bercerita bahwa dia bersama temannya telah bekerja sama untuk berbisnis jilbab. Sementara ini masih di pesantren saja. Nanti setelah lulus akan dikembangkan dalam bentuk online. Anak kedua juga telah berkali-kali berusaha melakakukan bisnisnya sendiri baik online maupun offline. Meski tidak semuanya berhasil baik, tapi dia bisa belajar dari apa yang telah dilaluinya. Saat itu juga bisa menjadi pintu belajar bagi anak untuk untuk memperdalam ilmu bisnisnya, dari mulai bagaimana mengatur modal, keuntungan, dll.
Kami juga mengajarkan jika mereka menginginkan untuk membeli sesuatu di luar kebutuhan, mereka harus menabung untuk membeli barang tersebut kecuali brang tersebut memang mereka butuhkan. Dari sini mereka belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dan meskipun anak kami 4 orang, kami tidak membiasakan membelikan barang bersamaan, misalnya saat tahun ajaran baru semua dibelikan tas dan sepatu baru, tetapi lebih melihat siapa butuh apa.
Semoga dengan pembelajaran sederhana terkait pengelolaan keuangan yang telah kami lakukan dapat menjadi bekal mereka dalam mengarungi kehidupan mereka di masa mendatang. Aamiin
***

#AliranRasa
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial


Sabtu, 30 September 2017

Kecerdasan Finansial Day 10


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Si sulung tengah pulang dari pesantren. Ia bercerita kalau ia sedang berkongsi dengan temannya untuk memulai bisnis sendiri yaitu berjualan jilbab. Modalnya join masing-masing 300 ribu. Sebetulnya ia dan temannya bisa langsung menjadi reseller jika ada modal sebanyak 1 juta. Namun karena modalnya kurang jadi belum bisa menjadi reseller. Awalnya saya menawarkan diri untuk menggenapi modalnya dengan system bagi hasil namun ia mengatakan tidak perlu karena sudah terlanjur dimulai bisnisnya yang dijual di teman-temannya di pesantren. Nanti setelah lulus Aliyah dan keluar dari pesantren, mereka akan mengembangkan bisnisnya secara online. Harapannya,saat kuliah nanti sudah bisa mencukupi dirinya sendiri seperti yang selama ini saya pesankan sehingga orang tua tidak lagi harus memeras keringat di hari tua dan fokus pada ibadah. Selain itu anak juga menjadi lebih mandiri dan siap menghadapi persaingan global dengan pengalaman yang cukup sejak dini.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day10

Kecerdasan Finansial Day 9


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Hari ini saya mencoba menggambarkan pada anak-anak bahwa ketika kita berbisnis atau memiliki rejeki berapapun banyaknya, maka ada hak orang lain disitu, ada peluang untuk menggandakan rejeki kita. Itulah yang disebut dengan matematika langit. Ketika 10-1=9, maka dalam matematika langit 10-1=19, karena barang siapa bersedekah 1 maka akan diganti 10 oleh Allah. Jadi dalam hal berbuat kebaikan, kita tidak perlu hitung-hitungan. Jangan takut kekurangan karena bersedekah. Dan barang siapa dalam kondisi sempit ia bersedekah, nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan bersedekah saat lapang.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day9

Kecerdasan Finansial Day 8


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Hari ketiga, Zalfa kembali mendapat uang saku sebesar 5000. Ia juga membawa bekal. Dan hari ini ia akan pulang pukul 9 karena hanya ada 1 mata pelajaran yang diujiankan. Saya berpesan bahwa sangat disayangkan jika hari ini uang sakunya berkurang.
Alhamdulillah, pulang sekolah, uang sakunya masih utuh. Tapi ia berniat untuk membeli lem sebagai bahan membuat slime sebesar 3000 sehingga ia hanya memasukkan uang 2000 ke dalam tabungan.
Keberlanjutan program pengelolaan keuangan ini masih terus harus dipantau sehingga benar-benar mendarah daging dan menjadi kebiasaan yang tidak perlu diingatkan lagi.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day8

Kecerdasan Finansial Day 7


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Hari kedua si bungsu Zalfa belajar mengelola uang sakunya. Hari ini ia mendapat uang saku lebih dari ayahnya yaitu 7000. Dan Zalfa mulai membawa bekal dari rumah. Apalagi pulang sekolah nanti tidak sampai sore karena sedang UTS. Jadi saya yakin Zalfa bisa membawa pulang uang sakunya dengan utuh.
Saat pulang sekolah, Zalfa langsung lapor bahwa uangnya terpakai 2000. Katanya karena tadi dia diajak teman-temannya turun ke kantin sehinga ia ikutan jajan juga (kelas Zalfa kebetulan di lantai 2). Jadi ada timing nih untuk menjelaskan bedanya kebutuhan dan keinginan.
Kalau tadi dia jajan, itu bukan termasuk kebutuhan karena kebutuhan zalfa untuk mengisi perut sebenarnya sudah terpenuhi dengan bekalnya. Itulah yang disebut keinginan. Dan keinginan sebaiknya dikurangi kalau ingin menghemat.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day7

Kecerdasan Finansial Day 6


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Kembali berkutat dengan anak ke empat, saat ini saya berusaha membuat Zalfa lebih bisa menata pengelolaan uang sakunya. Saya sampaikan bahwa uang saku sebaiknya tidak dihabiskan. Harus ada yang disisihkan untuk ditabung dan bukan menunggu sisanya baru ditabung. Biasanya uang saku sebanyak lima ribu jarang bersisa bahkan kalau di rumah masih suka pengen jajan. Kali ini saya tegaskan tidak ada lagi uang jajan di rumah. Manfaatkan uang saku yang telah diberikan. Jika ingin uang saku tidak berkurang sebaiknya membawa bekal sendiri seperti yang pernah saya sampaikan. Apalagi saat ini saya sedang dalam masa persiapan resign sehingga harus banyak melakukan penghematan. Dia pun sepakat.
Pulang sekolah saya tanya apakah uangnya masih ada?  Dan ternyata masih sisa 2000. Good start-lah. Uang tersebut kemudian dimasukkan tabungan.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day6