Jumat, 12 September 2014

Rindu Itu



Di buaian rindu yang mengalun sendu
Aku bertapa dan membersihkan diriku
Rapuh
Bak kayu lapuk berumur ratusan tahun
Aku perlu berlindung, dari angin ataupun tangan-tangan jahil yang linglung
nun jauh di perantauan
Hanya bisa melihat mereka
Dalam mimpi atau dunia maya
aku sungguh rindu
Tapi rinduku pada Nya lebih menguat
Aku di belantara senyap
Berderit-derit ngilu suara hampa dibawah sadarku
Angin seperantauan mengusap lembut pipiku
Mengalirkan energi rindu
Tunggulah, aku
Aku pasti kembali
Nanti, jika aku telah kokoh berdiri
Jika hati tak lagi terbebani
Jika rahasia tak lagi menjadi jeruji
Aku akan kembali
Tak lama lagi
***
Jakarta, 21 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar