Memasuki bulan ke-2 sebagai pengelola Rumah Peradaban, saya selalu berusaha membuat anak-anak pengunjung RP betah dan mau terus membaca. Pada bulan pertama, prosentase baca anak-anak hanya sekitar 25-30% saja, sisanya lebih banyak permainan edukatif, praktik sains, dan berkreasi.
Pada bulan ke-2, bertepatan dengan bulan Ramadhan. Jujur di awal ingin fokus pada keluarga dan ibadah, namun melihat minat anak-anak, hati ini tergerak untuk tetap buka bahkan menambah hari buka menjadi Senin-Sabtu setiap sore. Itu pun anak-anak masih bertanya kenapa Ahad libur. Tapi tubuh yang tak lagi muda ini tentu perlu istirahat juga sekaligus merapikan kembali buku-buku sesuai dengan kategorinya karena seringkali anak-anak mengembalikan buku bukan pada kategorinya.
Dan untuk meningkatkan minat baca itu akhirnya saya membuat challenge membaca buku sirah selama bulan Ramadhan. Di luar dugaan, anak-anak ternyata antusias sehingga meningkatkan prosentase baca menjadi 50%. Tentu saja ini sudah cukup bagus mengingat banyak di antara mereka memang benar-benar belum mengenal budaya baca. Yang lebih menarik lagi, karena saya mewajibkan mereka untuk setoran buku dan akan saya tanyakan beberapa hal misalnya bagaimana jalan ceritanya, para tokohnya, apa hikmah yang diambil, maka saya jadi tahu siapa-siapa yang belum bisa baca dengan benar, yang bahkan nama tokohnya saja tidak tahu padahal bukunya balita yang di baca. Maka buat mereka saya tuntun bagaimana memahami isi cerita. Setelah dua kali setoran, mulai ada kemajuan bisa menceritakan kembali. Ada juga yang memang sudah keren bacanya. Buat mereka saya dorong agar membaca buku-buku yang lebih menantang agar tidak cepat bosan dan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Tapi intinya, mereka butuh ditemani membaca dan dibacakan buku agar mereka semakin mencintai buku. Membaca itu sesungguhnya menyenangkan dan tidak perlu waktu lama tapi interaksi.
Kehebohan challenge Ramadhan ini dilengkapi dengan keikutsertaan saya dalam Train of Trainer Read Aloud selama tiga hari yang jamnya pas beririsan dengan jam berkunjung anak-anak RP. Jadi 1 jam pertama, saya ijin kepada mereka tidak dapat mendampingi karena saya sedang belajar. Mereka saya arahkan membaca mandiri, nanti setelah saya selesai belajar, bisa langsung setoran.
Begitu bisa setoran, mereka akan berebutan bahkan minta nambah terus. MasyaaAllah, semoga minat baca mereka semakin bertumbuh.
Kebersamaan bersama anak-anak RP tidak sekedar interaksi pengelola dan pengunjung. Saya menikmati bisa mengenal mereka lebih jauh, mendengarkan curhatan mereka, dan bahkan kebersamaan ini menjadi obat bagi saya. Tiap kali badan mulai tak nyaman, setelah dipaksa tetap membersamai mereka malah lenyap semua segala pusing, lelah, dsb. MasyaaAllah, tabarakallah.
Semoga program challenge Ramadhan ini bisa berjalan lancar hingga akhir. Dan tugas berikutnya adalah membuat program baru yang bisa terus meningkatkan minat baca anak-anak. Semoga senantiasa diberikan petunjuk dan kekuatan dalam menjalankan amanah para wakif. Aamiin
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar