Aku
mengernyitkan keningku.
“Udah
ku-copy-in,” katanya. Laki-laki teman kuliahku itu menyodorkan foto copy bahan
kuliahan buatku.
“berapa?”
tanyaku.
“Nggak
usah.”
Haduh.
Pasti ada udang dibalik rempeyek nih. Mau ditolak kan sayang, mubadzir. Mau
diterima, ntar ada buntutnya deh. Ya udah terima aja, yang lain urusan
belakang.
Sejak
itu ia rajin memberikan foto kopian bahan kuliah dan menyambangi kost-an ku
yang juga kost-an temen2nya. Kami ngobrol bareng rame2. Rasanya feelingku setahun
lalu atas ‘kecelakaan’ di Gunung Bromo menjelang ulang tahunku yang ke 19
menjadi kenyataan. Kukatakan kecelakaan karena niatku pergi ke Bromo rame-rame
dengan teman-teman perempuanku kandas dan terpaksa pergi sendiri bersama teman-teman
sekelas yang tak terlalu akrab termasuk dia. Itu benar-benar awal aku mengenal
dia yang sesungguhnya. Tapi dia bukan tipe pria idamanku. Jauuuh banget. Kurus,
item, rambut gondrong, keriting lagi (saat itu). He he he he sorry yang punya
tipe sama. Tak ada kesan yang tertinggal di hatiku sampai kopian bahan kuliah
itu membanjiri mejaku.
Ngeyel
sekali orang ini. Aku tahu duitnya pas-pasan. Tapi kopian untukku tak pernah
telat. Kunjungannya juga tak pernah absen. Rajin pula mengintipku yang sedang
menjemur baju di lantai 2 yang memang pas lurus dengan kamar kostnya.
Setahun
kemudian, saat ulang tahunku yang ke 21, Kamboja Jepang merah muda itu
menghampiriku. Tunggu dulu, bukan sebuah rangkaian atau sebuah pohon dalam pot yang indah, tapi hanya SELEMBAR
FOTO dengan sebaris kata “I DO HOPE YOU
WILL LIKE IT.”
Sekeras-kerasnya
batu, tetap kalah oleh tetesan air yang terus menerus. Barangkali pepatah itu
berhasil mengenai diriku. Atau barangkali suasana hatiku yang sedang tidak
kondusif mengijinkannya mendekati ruang batinku. Yang jelas Tuhan telah
menakdirkan laki-laki itu menyertai jalanku. Laki-laki yang tak pernah
sekalipun terlintas dalam benakku akan mendampingi hidupku. Bersamanya kami
memiliki 4 mutiara yang menghadirkan keramaian rumah kami. Laki-laki yang
ternyata sangat penyayang terhadapku dan anak-anak kami. Yang meskipun sangat
tak romantis seperti bayanganku, tapi penuh cinta dan tanggung jawab. Laki-laki
yang kala sejenak ia tak ada, separuh nyawakupun terbawa. Laki-laki yang terus
kumohonkan untuk bersamaku hingga akhir hayatku.
Terima
kasih Cinta. Atas segala yang telah kau hadirkan dalam hidupku selama 16 tahun
bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar