Kamis, 26 September 2013

Bercinta Dalam Diam
















Aku memilih diam, engkaupun begitu
Sejak kita tak lagi bisa biasa, kita mulai diam
Sejak kau tebarkan jala, dan hati yang penat terjerat
Aku hanya diam, meski rindu mulai menggulung pilu sepanjang waktu
Rindu, yang tak kunjung berujung temu.
Saat tatap mata menjadi getar, atau senyuman berubah binar
Kala janji menunggu pasti, atau sapa merobek resah
Aku hanya diam dan engkaupun demikian

Aku terpaksa diam, meski air mata tlah letih menyusut perih
Meski malam tak pernah sepi menjurai bayang sepanjang gemintang
Dan roncean ragu bertukar pilar dalam genta penantian
Tak lekang, tahun demi tahun terlewatkan dalam diam

Aku diam, saat ku tahu engkau tak hendak menyata kisah
Beribu tanya tak berjawab bergelimpangan tanpa arah
Torehan sejarah tak mampu menjangkau fakta
Fatamorgana menjarah mimpi, dan aku terdiam

Diamku kini adalah menata hati
Diammu itu hanya engkau yang tahu
Yang pasti kumengerti, engkau tak lagi memilihku
Bermain cinta dalam diam
Kita tlah berbeda rasa
Aku tetap dengan rinduku dan engkau dengan jenuhmu
Namun satu yang tak pernah berubah
Kita tetap diam
Sepi, tanpa kata

Jakarta, 25 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar