Kucari setiap detil yang tak tersibak
Ku sisir lipatan-lipatan kehidupan
yang pernah singgah
Barangkali ia tertinggal disana
Atau ada puing-puing kenangan yang
tersangkut olehnya
Kususuri jalanan sepi
Kuendus aroma wangi yang membuat
otakku mimpi
Sungguh ia kusangka menggelantung
manja di puncak harga diri
Atau setidaknya masih tersisa bekas
warni di ujung koloni
Aha, itu dia mengintipku di buritan
lepas
Aku yakin bisa menangkapnya lekas
Makin yakin ia bukan sekedar berkas
Nyatanya ia cuma belukar yang berwajah
pias
Aku tak mau menyerah
Kuketuk pintu-pintu rumah yang nampak megah
Kuselami kolam harta yang barangkali
bisa
Nyatanya hampa juga yang ada
Oh, barangkali ia disana
Diantara ilalang dan kumbang yang
beterbangan
Dirimbunnya belantara pinta yang
keroncongan
Hanya dusta, yang terjebak dalam lipstick
merah saga
Pada akhirnya aku berhenti, tak lagi
berlari
Aku meniti titi hati
Dan aku menemukan ini
Bahagia itu, terserah kita maui
(10 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar