Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari
Kami
memiliki 4 orang anak, Firda 17 tahun, Hasna 15 tahun, Fatih 12 tahun, dan Zalfa
9 tahun. Sejak kecil kami telah membiasakan anak-anak untuk mengenal tentang
uang sebagai alat penukar dan agar anak bisa mengelola keuangan mereka sendiri
termasuk kebiasaan menabung. Namun karakter masing-masing anak tetap saja
menghasilkan hasil akhir yang berbeda-beda.
Dalam
Islam, seseorang dikatakan telah dewasa ketika anak sudah akil baliq sehingga
seharusnya anak sudah bisa mandiri termasuk secara finansial. Namun jujur kami
belum bisa menerapkan itu kepada anak-anak kami. Tapi kami mentargetkan bahwa
setidaknya ketika mereka kuliah nanti mereka sudah bisa menghidupi diri
sendiri.
Karena
itu kami berusaha mengenalkan enterpreunership
sejak dini. Meskipun saya bukan seorang enterpreunner, tapi suami memiliki ilmu
yang cukup berkaitan dengan hal tersebut.
Mengamati
perkembangan kemampuan finansial anak pertama cukup membuat saya lega. setelah Firda
memahami tentang uang, kami mengajarkan pentingnya menabung sebagai salah satu
cara untuk berinvestasi secara sederhana. Kemudian ayahnya berinisiatif untuk
membelikan berbagai macam stiker yang waktu itu sedang booming di masanya. Lembaran-lembaran
stiker itu kemudian digunting kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam plastik kecil
untuk kemudian dijual oleh si sulung kepada teman-teman sekolahnya. Sejak itu, apa
saja ingin dijual olehnya termasuk bros-bros sederhana buatan saya.
Ketika
kemudian dia masuk pesantren, kegiatan tersebut sempat terhenti. Mungkin karena
masih masa transisi juga, pada awalnya ia menjadi agak boros dalam keuangan. Ia
sering membeli barang-barang yang menurut saya tidak terlalu perlu. Tidak serta
merta saya bisa menasehatinya. Secara perlahan saya memintanya untuk memilah
mana yang benar-benar merupakan kebutuhan dan mana yang sekedar merupakan
keinginan.
Saat
ini dia sudah mulai mengerti. Kalau mau beli apa-apa dia akan menabung dari
uang sakunya. Kadang kalau perlu membayar urusan sekolah juga tidak lagi
meminta. Dia rajin berpuasa dan makan apa adanya dari pondok sehingga uang
sakunya bisa lebih banyak ditabung.
Semoga
kelak ketika dia lulus dari pesantren, dia lebih bisa bereksplorasi untuk
mengembangkan jiwa entrepreneurship yang sempat terhenti di pesantren.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day1
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar