Sabtu, 30 September 2017

Kecerdasan Finansial Day 1


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 8
Tantangan 10 Hari

Kami memiliki 4 orang anak, Firda 17 tahun, Hasna 15 tahun, Fatih 12 tahun, dan Zalfa 9 tahun. Sejak kecil kami telah membiasakan anak-anak untuk mengenal tentang uang sebagai alat penukar dan agar anak bisa mengelola keuangan mereka sendiri termasuk kebiasaan menabung. Namun karakter masing-masing anak tetap saja menghasilkan hasil akhir yang berbeda-beda.
Dalam Islam, seseorang dikatakan telah dewasa ketika anak sudah akil baliq sehingga seharusnya anak sudah bisa mandiri termasuk secara finansial. Namun jujur kami belum bisa menerapkan itu kepada anak-anak kami. Tapi kami mentargetkan bahwa setidaknya ketika mereka kuliah nanti mereka sudah bisa menghidupi diri sendiri.
Karena itu kami berusaha mengenalkan enterpreunership sejak dini. Meskipun saya bukan seorang enterpreunner, tapi suami memiliki ilmu yang cukup berkaitan dengan hal tersebut.
Mengamati perkembangan kemampuan finansial anak pertama cukup membuat saya lega. setelah Firda memahami tentang uang, kami mengajarkan pentingnya menabung sebagai salah satu cara untuk berinvestasi secara sederhana. Kemudian ayahnya berinisiatif untuk membelikan berbagai macam stiker yang waktu itu sedang booming di masanya. Lembaran-lembaran stiker itu kemudian digunting kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam plastik kecil untuk kemudian dijual oleh si sulung  kepada teman-teman sekolahnya. Sejak itu, apa saja ingin dijual olehnya termasuk bros-bros sederhana buatan saya.
Ketika kemudian dia masuk pesantren, kegiatan tersebut sempat terhenti. Mungkin karena masih masa transisi juga, pada awalnya ia menjadi agak boros dalam keuangan. Ia sering membeli barang-barang yang menurut saya tidak terlalu perlu. Tidak serta merta saya bisa menasehatinya. Secara perlahan saya memintanya untuk memilah mana yang benar-benar merupakan kebutuhan dan mana yang sekedar merupakan keinginan.
Saat ini dia sudah mulai mengerti. Kalau mau beli apa-apa dia akan menabung dari uang sakunya. Kadang kalau perlu membayar urusan sekolah juga tidak lagi meminta. Dia rajin berpuasa dan makan apa adanya dari pondok sehingga uang sakunya bisa lebih banyak ditabung.
Semoga kelak ketika dia lulus dari pesantren, dia lebih bisa bereksplorasi untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship yang sempat terhenti di pesantren.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar