Kamis, 21 Februari 2019

Melibatkan Pasangan untuk Mendidik Anak.


Uh,  ini PR yang luar biasa dimana saya dan suami betangkat dari latar belakang yang berbeda. 
Saya berasal dari keluarga pendidik yang terbiasa dengan disiplin,  kreatifitas dan sentuhan keagamaan yang bisa dibilang cukupah untuk jaman itu. Sedang suami berasal dari keluarga pedagang dan agak kurang dalam sentuhan agama. Namun sisi positifnya,  kami berangkat dengan niat yang sama. Menyempurnakan separuh agama dan meniatkan pernikahan ikami sebagai ibadah. 
Di awal kehidupan rumah tangga, kami hanya mengalir begitu saja tanpa kesepakatan visi misi keluarga yang jelas.  Maklum sama-sama minim ilmu parenting. Bersukurlah teman-teman yang saat ini sdh bertebaran sarana untuk belajar parenting. Beda banget dengan jaman saya memulai kehidupan berumah tangga 22 tahun yang lalu. 
Saya lebih dominan dalam menentukan pendidikan anak karena merasa kelamaan menunggu arahan dar٢خاقكi suami terkait arah mana yang hatus ditempuh. Yang saya lakukan pun lebih banyak trial and error. 
Alhamdulillah,  belajar di IIP membuat saya mengenal komunikasi produktif dan banyak ilmu yang bisa diterapkan dalam pendidikan anak-anak. 
Hasil dari komunikasi produktif bersama suami membuat saya tahu bahwa arah keluarga kami adalah bermanfaat bagi ummat,  pas sama seperti prinsip yang selalu saya anut. Jadi sesungguhnya secara tidak kami sadari kami telah melangkah di jalan yang sama. Arah pendidikan anak-anak menjadi lebih tertata. 
Selain itu, suami merupakan tipe orang yang tidak suka digurui. Kalau saya yang bicara sering masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri. Akhirnya saya suka paksa suami ikutan juga dalam beberapa workshop yang diadakan IIP. Dan pandangan beliau terkait pentingnya ilmu parenting dalam pendidikan anak menjadi lebih terbuka ketika mengikuti workshop bersama pak Dodik dan bu Septi. Apalagi pas selesai acara sempat berbincang langsung dengan pak Dodik. 
Lalu muluskah kolaborasi kami dalam mendidik anak-anak selanjutnya? 
Tidak semudah itu. Banyak faktor yang sangat berpengaruh sehingga masih sering terjadi riak-riak di antara kami. Namun yang pasti, tidak menimbulkan perselisihan seperti sebelumnya. Apalagi beliau memang tipe suami yang suka membantu pekerjaan rumah apapun jika diperlukan termasuk pembagian belajar anak sesuai dengan kekuatan masing-masing. Suami kuat di ilmu eksak sedang saya di ilmu sosial.
Sampai saat ini kami masih terus belajar bersama memantaskan diri menjadi orang tua yang pantas buat anak-anak hebat kami meskipun si sulung kami sudah menginjak dewasa dan sudah duduk di bangku kuliah. Apalagi sebentar lagi kami akan mendapatkan amanah baru dengan hadirnya anak ke lima. Artinya ini saat yang tepat untuk menerapkan ilmu parenting yang telah kami pelajari mulai dari awal. 
Semoga kekuatan cinta kami dan niat ibadah karena Allah sanggup mengantarkan keluarga kami menuju jannah-Nya. Aamiin

#semangatbundasayang
#IPbogorbergerak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar