Jumat, 29 Maret 2019

Komunikasi Produktif (2): Kendalikan Emosimu, Mama!


Setelah berhasil menerapkan komunikasi yang cukup efektif di hari pertama, sayang sekali di hari ke dua saya mendapat tantangan yang cukup lumayan justru di poin pertama dalam berkomunikasi dengan anak yaitu mengendalikan emosi. 
Hari ini kebetulan bersamaan dengan pelaksanaan aqiqoh anak ke lima yang baru lahir beberapa hari lalu. Memang tidak ada acara khusus di rumah. Hanya pesan paket aqiqoh dan dibagikan ke tetangga dan saudara. Tapi sejak pagi hingga sore,  tamu datang silih berganti ditambah sedang ada orang tua dan keponakan yang datang berkunjung serta melayani dek Hanum sang debay yang hampir setiap jam minta nen. Tetiba sorenya mendapat kabar paksu tidak jadi pulang ceoat karena ada rapat mendadak dengan rektor.  Olala, siapa yang akan mengurusi pengiriman bngkisan aqiqoh? Memang pada akhirnya semua bisa terselesaikan. Tapi energi dan pikiran terlanjur terkuras. Saat itu,  Zalfa menyuguhkan tantangan baru dengan bermain hp menyalahi kesepakatan yang telah dibuat meskipun dia beralasan karena besok dia libur dan mau berlatih tari yang akan dipakai untuk tampil pada acara tahfidz graduation. Akhirnya saya tersulut emosi dan gagallah saya menyampaikan pesan kedisiplinan dalam menepati kesepakatan. 
Saya pun harus  memberikan ruang bagi diri sendiri dan Zalfa untuk meredakan emosi. Rencana semula untuk menghidupkan kembali forum keluarga selepas magrib,  gagal total. 
Hari ini saya mendapat pelajaran berharga untuk lebih bisa mengendalikan emosi terlebih dahulu sebelum berkomunikasi dengan anak. Lebih baik menunda komunikasi daripada komunikasi berjalan dengan buruk. 

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar