Cara mendidik anak sejak dini akan menentukan bagaimana karakter anak saat dewasa. Pendidikan anak-anak zaman sekarang kecenderungannya permisif sehingga melahirkan generasi strawberry yang punya mental lemah dan mudah rapuh.
Sangat berbeda dengan pola asuh di zaman Rasulullah yang menghasilkan generasintangguh sejak dini.
Anak-anak pada masa 1-10 H adalah anak-anak istimewa yang dibesarkan saat Rasulullah masih hidup bersama para sahabat yang keislamannya tak perlu diragukan lagi. Siapa sajakah dan bagaimana hasilnya pendidikan yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat?
Salah satunya adalah Abdullah bin Zubair bin Al Awwam, bayi pertama yang lahir pada masa hijrahnya kaum Muhajirin ke Madinah dari pasangan Zubair bin Al Awwam dan Asma binti Abu Bakar. Saat itu, kaum yang tidak suka terhadap ummat Islam menebarkan issue bahwa perempuan-perempuan Muhajirin adalah perempuan mandul. Padahal saat itu sesungguhnya Asma sedang hamil muda namun masih bersemangat turut hijrah menempuh jarak yang demikian jauh. Dia juga yang membantu hijrahnya Rasulullah dan Abu Bakar dengan bolak balik mengantarkan makanan dari Mekkah ke Gua Tsur. Maka ketika Abdullah lahir, issue yang sempat dihembuskan pun terpatahkan dengan sendirinya.
Sejak kecil Abdullah tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan disayangi oleh Rasulullah. Dikisahkan saat itu anak-anak kecil sering kali takut jika melihat Umar bin Khattab. Ketika Abdullah dan teman-temannya sedang bermain, Umar melintas, maka berlarianlah anak-anak itu pulang ke rumah kecuali Abdullah. Umar pun heran dan bertanya, *Mengapa kamu tidak ikut lari?" Abdullah pun menjawab, mengapa aku harus lari? Aku baru selesai berolah raga dan sekarang sedang belajar." Umar pun kagum dengan keberanian dan kecerdasan Abdullah.
Sebagaimana halnya dengan ayahnya, Abdullah sangat pandai dalam berkuda, lihai dalam menggunakan pedang, dan menguasai puluhan bahasa. Kelihaiannya dalam menggunakan pedang adalah berjenis pedang panjang yang saat itu sangat sedikit yang menguasainya. Bahkan saking dekatnya ia dengan pedang sejak lahir, kata pertama yang bisa ia ucapkan bukan ummi atau abi tapi pedang.
Terkait puluhan bahasa yang dikuasai, ayahnya adalah seorang sahabat yang selalu turut serta dalam setiap peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah. Karena itu, beliau memiliki ribuan budak yang berasal dari ghonimmah. Para budak itu berasal dari berbagai wilayah sehingga memiliki bahasa yang berbeda. Bukan mereka yang harus menyesuaikan dengan bahasa tuannya, namun Zubair lah yang mempelajari bahasa mereka bahkan menguasai dialeknya. Kemampuan berbahasa Zubair menurun kepada anaknya, Abdullah. Bahkan Abdullah ketika dewasa menjadi seorang public speaking yang handal. Saat ia berbicara, maka orang-orang akan terpesona dengan tutur katanya. Kemampuan ini sangat penting dalam menyusun strategi. Seorang diplomat yang mampu membaca keadaan. Kelak dia juga menjadi salah satu khalifah setelah Yazid bin Muawiyah.
Demikianlah hasil didikan para sahabat dan sahabiyah pada masa itu.