Dulu sekali aku berpikir, ketika ada orang yang berbuat jahat kepadaku, maka orang itu harus mendapat balasan dari Allah. Untuk hal-hal yang membuat traumatis, aku merasa susah untuk memaafkan. Namun seiring bertambahnya usia fan pengalaman, aku menyadari bahwa tidak memaafkan itu ternyata hanya menyakiti diri sendiri. Memaafkan itu bukan untuk orang yang berbuat dholim pada kita, tapi justru untuk diri kita sendiri. Karena dengan tidak memaafkan, kita akan menjadi dholim kepada diri kita, membiarkan beban itu kita bawa setia saat. Beban yang akan membuat kita lelah dan akhirnya merugikan diri sendiri.
Dengan pemikiran itu, kita bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa aku adalah orang yang selalu ingin berbuat baik dan tidak mau menyakiti orang lain. Lantas kenapa ketika ada orang yang berbuat jahat kepadaku, aku malah menyakiti diriku sendiri dengan tidak memaafkannya? Kasihan sekali diri ini, jika sudah disakiti orang lain, ditambah dengan disakiti oleh diri sendiri.
Disinilah perlunya kita belajar mencintai diri dengan memaafkan orang lain. Dengan memaafkan, kita melepaskan beban berat dalam diri.
Ketika kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, biasanya kita akan melihatnya dari sisi negatifnya. Padahal sesungguhnya jika kita melihat dari sisi positifnya, rasa sakit yang kita alami dari hal tersebut justru akan membuat kita merasa membutuhkan Allah. Kita akan dengan mudah untuk khusyuk berdoa kepada Allah bahkan hingga menangis tersedu. Berbeda dengan saat kita sedang dalam kondisi senang, mungkin berdoanya tidak sekhusyuk saat sedang sedih. Jadi, apakah rasa sakit namanya jika rasa sakit itu justru semakin mendekatkan kita pada Allah?
Memaafkan memang bukan sesuatu yang mudah. Mungkin butuh waktu bertahun lamanya.
Tapi efek memaafkan itu menjadi penyembuh bagi segala penyakit hati dan juga bahkan fisik.
Memaafkan juga bukan berarti memberikan persetujuan atas kesalahan orang lain, tapi membebaskan hati dari beban emosional yang meracuni pikiran dan hati.
Dan sebagai orang yang beriman, memaafkan adalah sedekah terbaik. Allah sungguh sangat adil. Walaupun manusia diperbolehkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan yang serupa, namun Allah lebih menyukai orang yang mau memaafkan orang lain.
Semoga kita termasuk orang-orang yang suka memaafkan, baik diri dan orang lain.
QS Asy Syu'ara ayat 40:
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar