Rabu, 10 September 2025

MENGIKHLASKAN VS MELUPAKAN: MENGELOLA LUKA AGAR TIDAK MELEDAK DI MASA DEPAN

 


Setiap orang pasti pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan dalam hidupnya. Entah saat ia masih kecil atau pun saat dewasa. Terkadang kita begitu sulit melupakan kejadian atau kesalahan orang di masa lalu. Trauma yang membekas dan menjadi luka inner child. Terkadang banyak orang berkata bahwa ia sudah mengikhlaskan, padahal sebenarnya ia hanya melupakan.

Ikhlas dan melupakan, sekilas tampak mirip, padahal sesungguhnya sangat jauh berbeda.

Ikhlas adalah menerima kenyataan dengan lapang, mengakui emosi, lalu melepaskannya. Hati terasa ringan dan tenang.

Melupakan, hanya menekan ingatan atau emosi supaya tidak terasa sakit. Dari luar terlihat biasa saja, tapi luka tetap tersimpan di dalam.

Memahami perbedaan kedua hal ini sangatlah penting, karena  cara kita menghadapi emosi akan menentukan hati merespon di masa depan.

Ledakan Emosi

Seumpama hati adalah sebuah gelas berisi air.

Jika kita ikhlas, air keruh (emosi negatif) akan dibuang dan diganti dengan air jernih sehingga gelas menjadi bersih kembali.

Sementara jika hanya melupakan, air keruh tetap ada, cuma ditutup rapat. Saat penutup lepas, air keruh itu akan tumpah. Inilah yang sering muncul menjadi ledakan emosi berupa marah berlebihan, menangis tiba-tiba, atau mudah tersinggung karena luka lama terpicu kembali.

Para psikolog menyebut hal ini sebagai repressed emotions (emosi tertekan). Menurut penelitian dar Harvard Health Publishing (2019), emosi yang ditekan cenderung muncul kembali dengan bentuk kecemasan, depresi, atau ledakan kemarahan yang tidak terkendali.

Ikhlas adalah Proses Sadar

Ikhlas bukan sekedar "ya sudahlah", tetapi membutuhkan langkah-langkah sadar berupa:

1. Menyadari emosi, mengakui bahwa kita marah, kecewa, atau sedih.

2. Mengizinkan diri merasakan, bukan untuk berlarut-larut, tapi agar emosi diproses, bukan ditekan.

3. Melpepas lewat doa, menyerahkan rasa sakit kepada Allah.

4. Mengganti dengan syukur, mengisi hati dengan energi positif.

Seperti yang dikatakan Imam Al Ghazali, "Ikhlas adalah memurnikan niat karena Allah, membersihkan hati dari segala campuran hawa nafsu." (Ihya Ulumuddin).

Tips Berlatih Ikhlas (5 Menit sehari)

Untuk melatih ikhlas, kita bisa mencoba latihan sederhana berikut:

1. Tarik napas dan sadar diri (1 menit). Katakan: "Aku hadir di sini, aku menerima diriku apa adanya."

2. Tuliskan/ucapkan emosi (1 menit). Misalnya: "Hari ini aku merasa kecewa."

3. Lepaskan dengan doa (1 menit). "Ya Allah, aku serahkan rasa ini pada-Mu. Aku tidak mampu menanggungnya sendiri."

4. Syukur 3 hal (1 menit). Tulis atau sebutkan 3 hal kecil yang disyukuri hari ini.

5. Afirmasi ikhlas (1 menit). "Aku memilih melepaskan. Aku memilih tenang. Allah cukup bagiku."

Jika dilakukan secara rutin, hati akan menjadi lebih ringan dan tidak mudah tersulut oleh luka lama.


Jadi, sudah siapkah kita mengikhlaskan? Yuk, kita coba berlatih bersama!

***





Tidak ada komentar:

Posting Komentar