Senin, 06 Maret 2017

Sendiri di Rumah

Permasalahan pokok ibu bekerja adalah ketiadaan asisten rumah tangga yang menjaga anak-anak di rumah. Selama puluhan tahun memiliki asisten, keluarga kami lebih suka dengan asisten yang pulang pergi sehingga setelah kami orang tua, selesai bekerja, kami bisa full mengurus anak-anak tanpa ketergantungan terhadap asisten. Semakin ke sini, mencari asisten itu tidaklah mudah. Maka seiring usia anak-anak yang semakin dewasa, kami sudah sepakat jika asisten kami yang sekarang sudah tidak bisa lagi bekerja pada kami, maka tidak akan ada asisten lagi yang baru. Anak-anak pun sudah kami biasakan mengerjakan segala jenis pekerjaan rumah, dari membereskan tempat tidur, mencuci piring, sampai memasak sederhana.
Asisten kami yang sekarang sudah hampir 9 tahun ikut keluarga kami sejak kelahiran anak ke 4. Hari ini dia ijin tidak masuk karena sakit. Mas Fatih segera menawarkan untuk di rumah sendiri bersama adik sepulang sekolah. Qodarullah, kakak Hasna mengeluh kepalanya pusing sehingga tidak jadi masuk sekolah dan bis menmani adik-adiknya nanti saat mereka pulang.
Saya dan suami tetap masuk kerja. Ketika pulang, ternyata meskipun sakit, kakak Hasna dan adik-adiknya menyempatkan mencuci pakaian pakai mesin cuci. Saya tinggal meneruskan menjemurnya.
Hari ini kebetulan pula barang dagangan datang sehingga bertumpuk-tumpuk kardus bekas bungkusnya masih berantakan belum sempat dirapikan saat saya pulang. Adik pun segera ikut membantu saya merapikan kardus-kardus tersebut.

Alhamdulillah, hari ini terlalui dengan baik meskipun tidak ada asisten rumah tangga. Kemandirian anak sangat terlihat pada saat seperti ini. Semoga ini menjadi bekal mereka kelak dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar