Selasa, 14 Mei 2019

Aliran Rasa Game Level 2 Bunsay Batch 5: Melatih Kemandirian Anak


Kemandirian merupakan salah satu kekurangan yang mrnjadi pe er besar buat saya dalam mendidik anak-anak. Hal tersebut membuat niat saya sejak lama untuk resign semakin menguat. Saya merasa bersalah berada dalam ketidakberdayaan untuk medidik mereka secara langsung.
Dengan niat ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan saya, saya putuskan untuk mengajukan resign secepat mungkin, ditambah dengan kehadiran anggota keluarga baru, baby Hanum. Banyak yang menentang keputusan saya ini baik keluarga besar, mertua, dan teman-teman juga mengingat posisi saya yang sudah nyaman dalam anggapan mereka. Namun buat saya yang penting ridho suami dan anak-anak. Seberapa pun besarnya gaji dan kedudukan saya tak sebanding dengan kebahagiaan melihat langsung anak-anak tumbuh dengan cara didik sesuai yang saya mau. Kebetulan asisten rumah tangga juga sudah tidak ada sehingga tak ada lagi campur tangan orang lain dalam mendidik mereka.
Maka mengikuti level demi level dalam kuliah bunsay kali ini terasa berbeda dengan bunsay sebelumnya serta menjadi sarana yang tepat buat saya untuk menetapkan tahapan pendidikan kepada anak-anak. Tak apa saya kembali dari nol. Tak apa saya mengulang pelajaran yang sama karena kuliah bunsay kali ini merupakan pengulangan saya yang gagal menyelesaikan kuliah di batch 1 sebelumnya. Tak apa saya musti tertatih dalam menjalaninya karena bersamaan dengan banyaknya transisi yang sedang saya alami. 
Tantangan besar mulai menyapa di level 2 ini, tertatih-tatih saya membuat laporan yang nyaris selalu mendekati due date bahkan ada salah satu yang harus terlewat beberapa menit karena saya ketiduran saking lelahnya. Entah berapa kali pula saya mengetik sambil terkantuk-kantuk sampai hp terjatuh tak terasa ditambah banyaknya typo disana sini. Kali ini saya sudah bertekad untuk mengerjakan secara kontinyu tidak hanya sebanyak 17 hari yang dilaporkan, tapi sebanyak mungkin sampai level-level pendidikan yang saya inginkan benar-benar tercapai. Badge mungkin sekedar penghargaan di atas kertas, tapi bagaimana sekarang kak Hasna tak lagi suka marah dan ngambeg dalam bekerja sama di rumah, bagaimana Zalfa sekarang mulai bisa diandalkan dalam membantu aktifitas di rumah, itu semua adalah hal yang patut saya syukuri.
Lelahnya saya semoga benar-benar menjadi Lillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar