Pada awalnya saya tidak
yakin bisa menjalani matrikulasi ini dengan baik sehubungan dengan kesibukan
akhir tahun di kantor, ditambah dengan kesibukan mengurus keluarga yang sedang
banyak acara. Namun setelah diyakinkan oleh mbak Tsalits untuk ikut saja dulu,
kalau tidak lulus ya bisa ikut remedial, akhirnya saya nekat juga untuk
mengikutinya. Dan setelah berakhirnya kelas matrikulasi ini, hal pertama yang
saya pikirkan adalah saya tentu akan sangat menyesal jika saja saya tidak jadi
mengikutinya. Sungguh Allah benar-benar memberikan waktu yang tepat untuk
're-start my life'. Terima kasih mbak Tsalits supportnya.
Kelas ini membuat saya
lebih mengenal siapa diri saya, melihat apa kekurangan dan kelebihan saya.
Dengan segala yang telah Allah karuniakan kepada saya itu, baik kekurangan
maupun kelebihan, saya mulai belajar mengenali lebih baik pasangan saya juga
anak-anak saya. Untuk apa Allah pertemukan saya dengan keluarga ini, untuk apa
Allah tempatkan saya di lingkungan tempat tinggal saya termasuk di kantor.
Pasti Allah Yang Maha Baik sudah menyiapkan sebuah arsitektur kehidupan saya
dengan indah jika saya mau mencarinya.
Dan disinilah saya. Saya
adalah istri dan sahabat untuk suami yang harus bisa menutupi segala
kekurangannya dengan kelebihan yang saya miliki sekaligus harus bisa
mengoptimalkan kelebihannya. Saya harus bisa berdamai dengan kekurangan saya
agar saya bisa lebih fokus dengan kelebihan saya. Saya adalah ibu, sesibuk
apapun harus tetap berusaha selalu ada buat anak-anak. Sayalah yang harus
mewarnai mereka. Itu tugas utama saya. Jadi apapun yang saya lakukan, tugas
utama tidak boleh terkalahkan.
Saya belajar memilah apa
yang penting dan tidak penting dalam hidup saya sehingga saya bisa
mendelegasikan apa-apa yang bisa didelegasikan kepada orang lain dan
mengerjakan sendiri apa yang tidak boleh didelegasikan.
Di kelas ini pula saya
semakin yakin dengan peran saya dalam lingkungan. Saya belajar merumuskan visi
misi hidup saya, untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan untuk lingkungan. Apa
target hidup saya, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Bahwasannya
dalam hidup, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga, tetapi
bagaimana kita bisa membuat perubahan dalam masyarakat. Karena sejatinya
manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat.
Dan yang paling penting,
kegalauan saya sebagai ibu bekerja sudah lenyap. Ibu bekerja atau full time mom memang sebuah pilihan.
Tapi apapun pilihan itu, tergantung dari diri kita masing-masing. Menjalani
kehidupan sebagai ibu yang bekerja di ranah public, sah-sah saja selagi
terlebih dahulu menuntaskan kewajiban Bunda Sayang atau kewajiban terhadap
client utama yakni anak dan suami. Dan berdasarkan hasil diskusi dengan para
client tercinta, kami sepakat bahwa saya akan tetap bekerja di ranah publik
sampai dengan beberapa tahun ke depan dengan komitmen yang saya tetapkan untuk
diri sendiri untuk konsisten melaksanakan jadwal harian yang saya tetapkan agar
semua yang menjadi target hidup saya bisa terpenuhi.
Sekali lagi Alhamdulillah
dan terima kasih tak terhingga untuk bunda Septi, bunfasil dan semua teman2 di
kelas matrikulasi yang setia berbagi pengalaman untuk semakin memperkaya
pengetahuan tentang parenting.
Semangat mengikuti perkuliahan selanjutnya!
#testimoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar