Selasa, 24 Januari 2017

Aliran Rasa dari Matrikulasi IIP Bogor Batch 2



Pada awalnya saya tidak yakin bisa menjalani matrikulasi ini dengan baik sehubungan dengan kesibukan akhir tahun di kantor, ditambah dengan kesibukan mengurus keluarga yang sedang banyak acara. Namun setelah diyakinkan oleh mbak Tsalits untuk ikut saja dulu, kalau tidak lulus ya bisa ikut remedial, akhirnya saya nekat juga untuk mengikutinya. Dan setelah berakhirnya kelas matrikulasi ini, hal pertama yang saya pikirkan adalah saya tentu akan sangat menyesal jika saja saya tidak jadi mengikutinya. Sungguh Allah benar-benar memberikan waktu yang tepat untuk 're-start my life'. Terima kasih mbak Tsalits supportnya.
Kelas ini membuat saya lebih mengenal siapa diri saya, melihat apa kekurangan dan kelebihan saya. Dengan segala yang telah Allah karuniakan kepada saya itu, baik kekurangan maupun kelebihan, saya mulai belajar mengenali lebih baik pasangan saya juga anak-anak saya. Untuk apa Allah pertemukan saya dengan keluarga ini, untuk apa Allah tempatkan saya di lingkungan tempat tinggal saya termasuk di kantor. Pasti Allah Yang Maha Baik sudah menyiapkan sebuah arsitektur kehidupan saya dengan indah jika saya mau mencarinya.
Dan disinilah saya. Saya adalah istri dan sahabat untuk suami yang harus bisa menutupi segala kekurangannya dengan kelebihan yang saya miliki sekaligus harus bisa mengoptimalkan kelebihannya. Saya harus bisa berdamai dengan kekurangan saya agar saya bisa lebih fokus dengan kelebihan saya. Saya adalah ibu, sesibuk apapun harus tetap berusaha selalu ada buat anak-anak. Sayalah yang harus mewarnai mereka. Itu tugas utama saya. Jadi apapun yang saya lakukan, tugas utama tidak boleh terkalahkan.
Saya belajar memilah apa yang penting dan tidak penting dalam hidup saya sehingga saya bisa mendelegasikan apa-apa yang bisa didelegasikan kepada orang lain dan mengerjakan sendiri apa yang tidak boleh didelegasikan. 
Di kelas ini pula saya semakin yakin dengan peran saya dalam lingkungan. Saya belajar merumuskan visi misi hidup saya, untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan untuk lingkungan. Apa target hidup saya, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Bahwasannya dalam hidup, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga, tetapi bagaimana kita bisa membuat perubahan dalam masyarakat. Karena sejatinya manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat.
Dan yang paling penting, kegalauan saya sebagai ibu bekerja sudah lenyap. Ibu bekerja atau full time mom memang sebuah pilihan. Tapi apapun pilihan itu, tergantung dari diri kita masing-masing. Menjalani kehidupan sebagai ibu yang bekerja di ranah public, sah-sah saja selagi terlebih dahulu menuntaskan kewajiban Bunda Sayang atau kewajiban terhadap client utama yakni anak dan suami. Dan berdasarkan hasil diskusi dengan para client tercinta, kami sepakat bahwa saya akan tetap bekerja di ranah publik sampai dengan beberapa tahun ke depan dengan komitmen yang saya tetapkan untuk diri sendiri untuk konsisten melaksanakan jadwal harian yang saya tetapkan agar semua yang menjadi target hidup saya bisa terpenuhi.
Sekali lagi Alhamdulillah dan terima kasih tak terhingga untuk bunda Septi, bunfasil dan semua teman2 di kelas matrikulasi yang setia berbagi pengalaman untuk semakin memperkaya pengetahuan tentang parenting.

Semangat mengikuti perkuliahan selanjutnya!
#testimoni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar