Senin, 30 Januari 2017

Consistent is A Must

Hasil kreasi adik Zalfa


Pada saat berhasil mengakses pengumuman lolos seleksi pesantren DQM Sabtu malam, mas Fatih sudah tertidur. Jadi ketika dia bangun, saya segera menyampaikan kabar gembira itu. Dia tampak senang sekali. Setidaknya satu tiket telah berada di tangan, tinggal menunggu tanggal 4 Februari 2017 untuk pengumuman seleksi pesantren Madinatul Quran. Sepertinya start yang sempurna hari ini.
Namun kemudian, entah kenapa pagi ini kondisi emosi anak-anak  mendadak kurang baik. Saya menjadi sedikit terpancing.  Tetapi saya harus tetap berusaha konsisten, konsisten memahami perasaan anak dan konsisten menjalankan aturan. Untuk itu yang pertama kali saya lakukan adalah menenangkan diri terlebih dahulu dan menyelesaikan masalah satu persatu.
Perut kosong adalah salah satu hal yang akan mempercepat emosi. Ketika anak-anak dan suami sudah mulai merasa lapar. Maka saya segera fokus menyiapkan sarapan dibantu kakak Hasna. Setelah sarapan, saya dan suami akan pergi ke pasar. Mas Fatih ingin ikut ke pasar sementara adik ingin pergi bermain bersama teman-temannya. Saya mengijinkan mereka dengan syarat mandi terlebih dahulu sebagai standard pagi.
Sepulang dari pasar, saya sempatkan ngobrol dengan Hasna di kamar. Saya mengingatkan kembali kesepakatan bersama di dalam rumah, misalnya soal batasan waktu menggunakan HP, juga ngobrol soal penekanan batasan aurat (lagi), batasan tontonan yang bisa mempengaruhi mental, dikarenakan kakak Hasna baru saja memasuki masa baligh dan sebentar lagi menghadapi ujian nasional SMP.

Hari ini, saya dan suami juga sepakat untuk membereskan rumah bawah (rumah di depan rumah yang kami tempati) yang kami jadikan base camp kegiatan sosial.
Si bungsu bermain bersama teman-temannya di rumah itu sehingga sekalian bisa dilibatkan untuk membantu melipat kardu-kardus kue bekas yang saya kumpulkan dan suka dibuat mainan oleh Zalfa n the gank. Tiba-tiba tercetus ide memberikan tantangan untuk mereka yakni lomba membaca buku. Pemenangnya akan diberi hadiah es krim. Mereka kemudian bersemangat mencari buku yang akan di baca, di rak perpustakaan kecil kami. Saya kembali melanjutkan bebersih sekaligus persiapan untuk acara kreasi dari sampah bersama ibu-ibu.
Hari pun berlalu dengan normal. Menjelang tidur, satu masalah kembali datang. Mas Fatih ingin tidur bersama ayah mama. Saya menilai, permintaan tersebut disebabkan karena rasa iri kepada adiknya yang terkadang tertidur di kamar kami meskipun akhirnya dipindah ke kamarnya sendiri ditambah dengan sebentar lagi mas Fatih akan menjalani hari-hari nya di pesantren. Saya memberikan ijin dengan catatan hanya malam ini dan sebelum tidur mengajaknya berbicara tentang tanggung jawab sebagai anak laki-laki bahwa ia mempunyai tanggung jawab terhadap ibu, saudara perempuan, istri, dan anaknya. Sehingga dia harus bisa menjaga tanggung jawab itu. In sya Allah mas Fatih bisa mengerti.
Hari ini ditutup dengan membantu adik menyiapkan kreasi kreasi barang bekas untuk di kumpulkan di sekolah dalam rangka seleksi jambore Pramuka.

Banyak sekali pelajaran sepanjang hari ini:
1. Memberikan pilihan pada anak dengan konsekuensinya sehingga ketika anak memilih, mereka sudah tahu akibatnya.
2. Sebelum berkomunikasi, kenali dulu kondisi diri, dan kenali kondisi lawan komunikasi.
3. Konsistensi itu sangatlah penting sehingga anak tidak menjadi bingung dengan sikap plin plan orang tua.

#hari6
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar