Tulisan ini berangkat dari
keprihatinan melihat tren berjilbab muslimah jaman sekarang. Dan ajakan berjilbab
dengan benar ini sebenarnya tidak hanya
ditujukan untuk semua saudari muslimah, tapi lebih penting lagi agar saya tetap
konsisten berjilbab dengan syar’i dan tidak tergoda untuk sekedar mengikuti
tren yang menjauhkan dari syariat.
Sesungguhnya ada suatu
kebahagiaan tersendiri melihat maraknya muslimah khususnya di Indonesia yang berbondong-bondong
mengenakan jilbab. Sayangnya euforia berjilbab itu tidak diikuti dengan
pencarian lebih detil tentang tata cara berjilbab yang benar.
Pengertian jilbab sebagaimana
banyak kita ketahui, sesungguhnya bukanlah hanya sebuah kerudung/penutup kepala
yang digunakan untuk menutupi rambut, namun merupakan satu kesatuan pakaian
penutup kepala hingga kaki.
Selain tidak menyerupai pakaian
kaum lelaki, pakaian muslimah hendaknya menutup seluruh tubuh dari pandangan
bukan muhrimnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Kain yang digunakan
hendaknya tidak tipis. Bentuknya bisa berupa terusan (jubah/gamis) ataupun
potongan, yang penting longgar dan tidak terlihat jelas lekuk tubuhnya. Kerudung
terbuat dari kain yang tidak tipis dan cukup lebar untuk dapat menutupi bagian
dada. Dan yang sering terlupakan oleh saudari muslimah adalah mengenakan kaos kaki.

Mengetahui tata cara berjilbab
dengan benar sesuai syariat, membuat saya merasa miris melihat kenyataan yang
ada. Seringkali terlihat para muslimah mengenakan kaus/ baju dan celana ketat
dengan kerudung yang terpakai benar-benar rapi hanya menutupi kepala.
Akibatnya, seluruh lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Bahkan tak jarang
saking pendeknya baju atasannya, celana dalamnya pun dapat terlihat. Masya
Allah. Naudzubillahi mindzaliik. Sedikit terhibur dengan tren terbaru jilbab
syar’i dimana saat ini semakin banyak yang mengenakan gamis dan kerudung lebar.
Namun sayang, gamis yang dikenakannya berbahan tipis dan tetap memperlihatkan
lekuk tubuh bahkan guratan celana dalam.
Buat Saudariku yang belum
terbiasa mengenakan rok atau merasa tidak
bisa bergerak bebas/cepat jika mengenakan rok atau gamis, kiranya akan lebih
santun bila celana panjang yang dikenakan cukup longgar dan tidak ketat apalagi
sampai press body dan terlihat jelas bentuk kaki. Demikian pula dengan baju
atasan hendaknya yang sedikit dipanjangkan sehingga bisa menutupi bagian
pantat. Kerundung yang dikenakanpun tetap bisa bergaya dan modis yang penting
syarat harus menutup bagian dada tetap terpenuhi.
Sesungguhnya rok/gamis bukan
alasan tidak bisa bergerak bebas. Salah satu tips yang saya praktekkan adalah
dengan mengenakan celana panjang dari bahan yang nyaman sebelum mengenakan rok/gamis.
Dan yang paling penting adalah meluruskan niat disertai keikhlasan, bahwa berjilbab
adalah untuk menjalankan syariat. Dijamin aktifitas tetap berjalan normal bahkan
lebih nyaman. Yang sudah pasti, menjauhkan dari mata-mata nakal para lelaki.
Semoga tulisan sederhana ini
dapat menggerakkan hati pembaca muslimah untuk berjilbab lebih syar’i. Dan
untuk muslimah yang belum berjilbab, semoga segera mendapatkan hidayah, bahwa
jilbab adalah sebuah kewajiban seperti halnya sholat, puasa, dan zakat. Jangan
takut komentar orang, ‘sudah berjilbab kok akhlaknya masih begitu’ atau ‘sudah
berjilbab kok sholatnya berantakan’, dsb. Insya Allah, setelah berjilbab,
justru menumbuhkan semangat untuk memperbaiki akhlak, memperbanyak ibadah,
setidaknya karena ‘sungkan’ dengan jilbab kita yang pada akhirnya nanti akan
menjadi jalan menuju kedekatan pada Allah, SWT. Dan bahwasannya berjilbab bukanlah
suatu tujuan, melainkan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Jika berjilbab merupakan tujuan, maka kapan dilaksanakannya akan menjadi
tidak jelas. Apalagi jika menunggu akhlak dan ibadah yang dianggap sesuai
dengan pakaian yang dikenakannya. Padahal, tak ada manusia yang sempurna. Jadi
mari tunaikan kewajiban berjilbab, seiring dengan membenahi akhlak dan ibadah
agar sesuai dengan pakaian kita.
Jazakumullah
#ODOPfor99days #day4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar