Kamis, 04 Februari 2016

Balada Roker (Rombongan Kereta)

Setengah 6 pagi aku berangkat ke kantor di antar suami sampai stasiun. Begitu sampai di stasiun terdengar pengumuman, kereta yang akan menuju Jakartakota belum tersedia di Bogor, masih berada di Cilebut menuju Bogor. Gludag!
Akupun berencana naik kereta ke bgr dulu untuk kembali menuju jkt, lumayan biar bisa duduk dan semoga nggak terlalu terlambat sampai ktr. Apadaya stlh mengecek melalui aplikasi, krt yg berada di cilebut ada 2 krt dan belum sampai ke Bogor juga. Pilihan yang tidak bisa diambil. Oke masih ada kereta balik bojong pukul 6.09. Tak brp lama diumumkan, krt balik masih di dipo alias masih di kandangnya. Hiks. Pilihan kedua batal lagi. Pilihan terakhir naik krt tanah abang yang katanya masih menunggu jadwal keberangkatan. Suka bingung sih, nunggu jadwal keberangkatan tapi disisi lain tidak ada kereta dan penumpang sudah membludak di setiap stasiun.
Aku tidak akan memaksa masuk seperti banyak dilakukan penumpang bahkan sampai membahayakan dirinya sendiri. Hanya jika aku bisa naik, aku akan naik krt apapun yang akan datang. Dan begitu krt jurusan tanah abang datang akupun bisa masuk. Urusan di dalam nanti penuh dan tergencet, yang penting sudah terbawa. Begitulah lanjutan ceritanya, penumpang sudah tak peduli sesak tetap memaksa masuk. Beruntung aku selalu naik di gerbong perempuan, biarpun tergencet, masih sesama perempuan. Bisa dibayangkan jika berada di gerbong campuran, tubuh harus berhimpitan dengan laki-laki bukan muhrim. Belum lagi bau keringatnya aduhai.
Beberapa stasiun terlewati dan semakin sesak. Bahkan 2 orang penumpang di gerbongku pun jatuh pingsan secara beruntun. Ributlah kami membantunya mendapat duduk, membaluri tubuhnya dengan minyak kayu putih agar dia segera sadar.
Beruntung tak ada penumpang yang ngedumel karena ada orang pingsan. Pernah aku mendengar di ujung gerbong ada penumpang yang memarahi orang yang tiba-tiba merasa pusing. Lha namanya sakit kan kadang datangnya tiba-tiba. Dari rumah masih sehat, begitu di kereta dengan kondisi yang berat bisa saja setiap orang jatuh sakit karena kekurangan oksigen atau karena memang belum sarapan.
Kereta berjalan lebih lambat dari biasanya.   Hm, sudah penuh, lambat keretaLangsung25 WIB akjirnya sampai juga di stasiun transit Manggarai untuk berganti kereta yang menuju kota. Untuk turun saja perjuangannya luar biasa harus bertukar badan, miring kiri kanan, dorong sana sini dan gooolll.....!!! Akhirnya keluar juga dari kereta dengan peluh bersimbah di sekujur tubuh, basah kuyup bak habis kehujanan.
Perjuangan belum usai. Kemudian aku bersama penumpang yang lain yang bergeser ke peron untuk kereta Jakarta kota. Ditengah-tengah peron, rombongan kami yang baru turun dari kereta tanah abang, bertemu dengan rombongan penumpang yang baru turun dari kereta dari Bekasi. Orang tak lagi mengenal belas, asal hantam dan lewat. Aku hampir saja menjadi korban injakan manusia-manusia yang lelah dan marah karena nyaris terjatuh akibat dorongan kuat arus penumpang.
Tak berapa lama, kereta yang kutunggupun tiba, alhamdulillah bisa masuk dan lebih longgar. Tinggal beberapa menit lagi menuju batas toleransi absensi kantor. Semoga kereta tidak ditahan seperti biasa menjelang stasiun Gambir. Dan benar, keretaku lancar sampai stasiun tujuanku Juanda. Begitu turun kereta, langsung bergegas naik bajaj bersama teman mengejar absen. Sekali lagi alhamdulillah masih masuk batas tolerasi absen dan tidak kena potongan gaji.
Tiba di kantor aku mencari berita tentang gangguan hari ini. Berita mengabarkan jika ganggian disebabkan oleh perbaikan rel di stasiun Lenteng sampai UI. Mengherankan sekali, perbaikan di jam sibuk tanpa persiapan untuk mengatasi lonjakan penumpang. Bahkan kereta barangpun ikutan nongkrong memenuhi stasiun Depok, menghambat jalur kereta lain. Kejadian hari ini menambah daftar error kereta dimana kemarin dan beberapa kalai dalam bulan- bulan terakhir, krl sering sekali mengalami gangguan. Penumpang semakin sering dirugikan. Ditambah dengan aturan baru tentang pengenaan biaya 2000 rupiah untuk tap out di stasiun yang sama. Artinya bila ada gangguan seperti ini dan penumpang hendak keluar untuk mencari moda transportasi lain, maka akan dikenakan biaya 2000 rupiah. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
Apadaya, kami penumpang khususnya krl memang harus banyak sabar dan maaf khususnya maaf untuk KAI dan KCJ yang rajin minta maaf tapi tak rajin berbenah layanan. Semoga esok tak ada gangguan lagi.
***
#odopfor99days
#day24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar