Selasa, 09 Februari 2016

[Resensi Buku] A Little Princess


Salah satu topik yang akan rutin saya tulis dalam mengikuti ODOP for 99 Days adalah Resensi Buku. Sudah pasti topik ini mewajibkan saya membaca buku setidaknya 1 buku dalam seminggu. A Little Princess mengawali resensi buku saya di ODOP ini.
A Little Princess merupakan novel anak-anak karya Frances Hodgson Burnett yang terbit pertama kali sebagai buku pada tahun 1904. Pada awalnya  novel ini merupakan serial novelette yang berjudul Sara Crewe atau Ada Apa dengan Asrama Nona Minchin yang diterbitkan oleh St. Nicholas Magazine pada tahun 1888.
Meskipun merupakan novel lama, namun novel ini tetap enak dibaca. Membaca novel ini serasa memasuki dunia anak-anak yang penuh kepolosan, bukan dunia anak-anak yang kini banyak tercemar dengan pengaruh sinetron yang seringkali tidak masuk akal.
Adalah seorang anak perempuan piatu bernama Sara Crewe yang baru berumur 7 tahun. Hidup penuh kasih sayang bersama ayahnya Kapten Crewe. Sampai tiba saatnya bagi Sara untuk tinggal di sekolah berasrama di London yang jauh dari rumahnya di India. Meskipun anak orang kaya, alih-alih menjadi anak yang sombong dan manja, Sara justru menjadi anak yang supel dan menyenangkan, sangat haus akan ilmu serta pandai bercerita. Daya imajinasinya luar biasa. Ia bisa melahab berbagai buku seperti seekor serigala kecil.
Pengalaman pertamanya di sekolah menyebabkan Nona Minchin, kepala sekolah asrama tempatnya tinggal, menyimpan dendam sekaligus mengagungkannya sebagai murid kesayangan dan putri dari seorang yang kaya raya. Kejadiannya bermula ketika Nona Minchin mendatangkan guru bahasa Perancis untuk Sara tanpa bertanya terlebih dahulu apakah Sara bisa berbahasa Perancis. Dan Nona Minchin menjadi sangat malu saat guru tersebut mengatakan, Sara yang memiliki ibu yang berasal dari Perancis, tak perlu belajar bahasa Perancis lagi. Bahkan aksennya pun seperti orang Perancis asli.
Sara sangat tegar untuk anak perempuan seumurannya. Hal itu disebabkan ia bangga sebagai anak prajurit dan ia ingin bersikap seperti seorang prajurit sejati yang sanggup menanggungkan kerasnya peperangan tanpa keluhan.
Hari-hari Sara di asrama ditemani Emily, boneka yang sejak lama diidam-idamkan. Ia pandai berteman dengan siapapun bahkan dengan Ermengarde yang bodoh dan Lottie, si kecil piatu yang cengeng dan menyebalkan. Kepandaiannya bercerita membuatnya memiliki banyak pengikut bahkan si Becky, pelayan kecil yang tinggal di loteng.
Keadaan menjadi berubah ketika bisnis ayahnya merambah ke tambang berlian dan berakhir dengan kebangkrutan dan kematian Kapten Crewe. Berita kematiannya diterima Sara tepat saat perayaan ulang tahunnya yang ke sebelas bersama teman-teman sekelasnya.
Kehidupan Sara yang bak seorang putri berubah 180 derajat menjadi pelayan kecil penghuni loteng bersama Becky. Sikap optimisnya tergambar pada bagaimana dia bisa berteman dengan tikus kecil yang diberinya nama Melchisedec dan burung-burung pipit di sekitar loteng. Kamarnya lotengnya baginya adalah sebuah penjara Bastille yang suatu saat pasti akan ada kebebasan.
Keajaiban pun datang di tengah kekejaman perlakukan pemilik asrama bahkan para juru masak yang sering melampiaskan kemarahan padanya dengan menyuruhnya berbelanja ke luar asrama di tengah hujan salju sekalipun. Tuan India yang menjadi tetangga barunyalah pembawa keajaiban itu dan mengembalikannya menjadi sorang putri sebagaimana seharusnya.
Pesan moral dalam cerita ini sangat menyentuh. Tengok saja perkataan Sara ketika melihat seorang anak kecil yang kelaparan sementara dia sendiri tengah lapar.
“Inilah,” kata Sara pada dirinya sendiri, sambil sedikit mengeluh, “salah satu dari khalayak—dan dia lebih lapar dibandingkan aku.” (hal.212)
Maka dengan uang 4 penny dalam genggamannya, dia membeli 6 potong kue hangat, lima buah untuk anak kecil itu dan sebuah untuk dirinya sendiri hanya sebagai pengganjal lapar.
Novel anak-anak semacam ini sudah sangat langka. Sangat recomended untuk dibaca anak, remaja, bahkan orang dewasa. Menyejukkan.
Selamat membaca!

#odopfor99days
#day27
#a little princess

Tidak ada komentar:

Posting Komentar