Senin, 01 April 2019

Komunikasi Produktif (5): Buah Kesabaran


Kunci utama berkomunikasi memang mengendalikan emosi. Ketika emosi terkendali, maka kita bisa berpikir dengan jernih apa yang seharusnya kita lakukan. 
Hari kemarin ketika kakak bersitegang dengan ayah, saya sdh berusaha menjadi penengah di antara keduanya. Saat itu,  kakak keukeuh merasa tidak bersalah dan tidak mau minta maaf. Saya mencoba memahami perasaannya dan memberikan empati barangkali memang kakak tidak bermaksud berbuat salah sama ayah tetapi cara yang salah bisa menimbulkan persepsi yang salah pula. Saya tdk memaksanya meminta maaf tetapi memberinya ruang untuk berpikir. Dan hari ini ayah lapor kalau kakak telah minta maaf. Alhamdulillah. Pun ketika kakak bilang dia tidak suka disuruh-suruh karena membuatnya seakan tidak pernah bantu2, saya memberinya kesempatan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang dia suka. Alhasil,  hari ini kakak malah sigap membantu saya melayani tamu2 yang lumayan banyak. Dan ketika melihat saya repot membersihkan sampah bekas tamu sambil menggendong dek Hanum,  kakak langsung mengambil alih. Ia juga tak segan bantu menggoteng lauk buat makan malam. Tak ada keluhan atau grasak grusuk seperti biasanya,  tapi senyum keikhlasan yang terpancar di bibirnya. Alhamdulillah 
Sementara itu,  Zalfa sudah tidak lagi protes dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. Ketika dia meminta ijin untuk menghubungi temannya melalui wa, saya pun mengijinkan dengan syarat yang berlaku yaitu selesaikan dulu semua kewajibannya. Maka dia segera mandi dan  sholat. Dia juga mau membantu membereskan sampah bekas tamu-tamu yang datang. 

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institut.ibu.profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar