Cerita sebelumnya #1
2. Pertunangan
Seharian ini Ara uring-uringan. Semua orang terlihat salah
di matanya. Ara sendiri tak mengerti apa yang telah membuatnya kesal
tanpa alasan. Kabar pertunangan Faiz yang ia dengar kemarin sore terasa sedikit
mengganggu gerak tubuh dan pikirannya sejak semalam dan terus terbawa hingga
saat ini. Melihat Faiz tersenyum saja saat
diledekin oleh teman-teman lelakinya, Ara seperti tercekik. Keusilannya lenyap
begitu saja. ‘Ada apa sih, dengan diriku?’ batin Ara getas. Faiz bukan siapa-siapa.
Hanya salah satu sahabat dekat. Tak lebih.
Tidak semua teman kantor diundang dan tidak ada undangan
khusus. Hanya disampaikan secara lisan
oleh Faiz kepada pimpinan dan teman-teman dekat saja, termasuk Ara. Faiz tampak
agak aneh ketika menyampaikan undangan itu.
Sebenarnya Ara malas untuk pergi, tetapi ia penasaran
untuk bisa melihat sendiri seperti apa cantiknya tunangan Faiz. Apakah benar secantik
seperti yang digunjingkan para cowok penggosip itu.
Sabtu malam itu, Ara datang bersama Fadia ke acara
pertunangan Faiz. Ia mengenakan rok hijau lembut dengan atasan salem berenda.
Rambutnya yang panjang, lebat dan hitam yang biasa dikuncir kuda, kali ini dibiarkan
lepas tergerai. Anggun. Sangat berbeda dengan kesehariannya di kantor. Tak ada
riasan khusus di wajahnya, hanya bedak dan pemulas bibir tipis. Tapi Ara
sungguh tampak sangat menawan malam itu. Fadia pun sampai berkomentar memuji
penampilannya.
Tiba di sana, acara sudah hampir dimulai. Acara
pertunangan yang cukup meriah namun sangat sederhana untuk ukuran keluarga Faiz
maupun Sarah yang notabene sangat kaya. Kedua orang tua Faiz dan Sarah adalah
kolega bisnis. Dan karena sering bertemu itu mungkin cinta bersemi diantara
keduanya disamping memang kedua orang tuanya sepakat sejak dulu untuk
menjodohkan anak-anak mereka demi melanggengkan persahabatan mereka. Andai
mereka tahu, Faiz sengaja meminta agar acara pertunangan itu dilangsungkan
sederhana saja karena sesungguhnya Faiz menjalaninya dengan setengah hati.
Malam itu, Faiz terlihat sangat tampan dengan jas
hitamnya. Entah apa yang berkecamuk dalam hati Ara saat melihat tunangan Faiz
yang memang sangat cantik. Sebelum acara pemasangan cincin, Faiz sempat melihat
kedatangan Ara. Matanya bersinar melihat penampilannya yang sungguh berbeda
dengan kesehariannya. Ara terlihat begitu mempesona. Sayang, keadaan tak
memberinya kesempatan menatap Ara lebih lama.
Saat ramah tamah tiba, Faiz berbasa-basi sebentar dengan
kawan-kawan lelakinya kemudian mengambil kesempatan mendekati Ara yang sedang
sendirian menikmati hidangan. Tidak menikmati sebenarnya, hanya sekedar
berpura-pura menikmati agar tak ada yang memperhatikan gelisah yang sejak tadi
menyapa hatinya. Demi melihat Faiz mendekat,
ia menjadi salah tingkah. ‘Ada apa denganku?’
“Kau lain sekali malam ini, Ara,” ujar Faiz sambil menatap Ara penuh
kekaguman.
Ara tersipu, merona. Hatinya berbunga.
“Jangan ngeluarin rayuan gombal, ah. Ntar tunanganmu cemburu
mendengarnya.”
Faiz
tidak membalas perkataan Ara hanya menatapnya tajam beberapa saat. Ada kerlip
bintang di mata Faiz. Ara semakin salah tingkah.
”Kenapa sih, Faiz? Ada yang aneh ya dengan dandananku?”
Faiz tersenyum. Entahlah. Senyum itu seperti menyiratkan sejuta makna.
“Nggak ada yang aneh dengan penampilanmu. Seandainya
setiap hari kau seperti ini. Pasti banyak yang ngejar-ngejar kamu.”
“Emangnya aku tukang ngemplang, trus diburu-buru debt collector gitu? Lagian kamu bakal
kehilangan satu kerjaan tuh. Narikin rambut aku.”
“Iya ya. Jadi susah mau ngejahilin kamu, gak ada kuncir kudanya.”
“Eh, tuh, tunanganmu nyamperin.”
Si
cantik itu berjalan anggun menghampiri Faiz. Wajahnya penuh binar kebahagiaan
dan langsung menggandeng Faiz. Menatap curiga ke arah Ara.
“Sarah, kenalkan, ini Ara teman di kantor.”
Mereka berdua bersalaman. Ada kilatan tak suka di mata Sarah. Ara tahu
diri.
“Aku gabung temen-temen dulu ya. Faiz, mbak Sarah, selamat atas
pertunangannya.”
Dug, ada yang tercabik saat Ara mengucapkan kalimat itu.
Ada apa sebenarnya dengan diriku? Faiz bukan siapa-siapa. Benarkah?
***Next: Mutiara-mutiara #3http://mutiaramutiaraku.blogspot.co.id/2016/03/mutiara-mutiara-3.html?m=1
#odopfor99days
#day45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar